MENU TUTUP

Utang Tambah Rp 1.067 T di Era Jokowi, JK: Kita Ingin Ada Pertumbuhan

Rabu, 12 Juli 2017 | 14:52:23 WIB
Utang Tambah Rp 1.067 T di Era Jokowi, JK: Kita Ingin Ada Pertumbuhan Wakil Presiden Jusuf Kalla

Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menjelaskan bahwa utang adalah konsekuensi dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Saat harga komoditas anjlok, Indonesia butuh sumber ekonomi baru, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Saat belanja begitu besar dan tidak bisa diimbangi dengan penerimaan pajak maka akan muncul defisit. Itu yang kemudian harus ditutup dengan penarikan utang.

Utang pemerintah Indonesia tercatat telah mencapai Rp 3.672,33 triliun hingga Mei 2017. Khusus pemerintahan sekarang dalam 2,5 tahun terakhir, jumlah utang bertambah Rp 1.067,4 triliun.

"Ya memang inilah konsekuensi bahwa tadi saya katakan akibat biaya pengeluaran negara karena begitu banyaknya besar kita tetap ingin ada pertumbuhan maka tentu ada defisitnya. Defisit itulah dibayar utang," kata JK di DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (12/7/2017).

Terkait soal masih alotnya pembahasan RAPBN di DPR. JK meyakini pembahasan itu tidak akan pernah mandeg.

"Ya biasa selalu alot tapi tentu akhirnya juga disetujui. Karena kalau tidak disetujui ya kita pakai anggaran yang ada. Jadi tidak pernah mandeg," ucapnya.

Sebelumnya, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan memastikan posisi utang pemerintah Indonesia tercatat telah mencapai Rp 3.672,33 triliun hingga Mei 2017 masih dianggap aman bahkan lebih rendah jika dibandingkan negara lain.

Kepala BKF Suahasil Nazara mengatakan utang pemerintah RI yang dianggap masih aman. Saat ini, posisi rasio utang pemerintah Indonesia berada di kisaran 28% terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Ngeliatnya dengan beberapa cara. Pertama, dibandingkan dengan ketentuan UU. UU menetapkan rasio 60% dari PDB. 28% masih cukup jauh," kata Suahasil.

Menurutnya, posisi utang Indonesia jika dibandingkan dengan negara tetangganya juga masih cukup rendah. Dia menyebutkan, utang pemerintah Malaysia dan Thailand sekitar 40%-50% terhadap PDB, bahkan negara-negara maju seperti Jepang mencapai 200% terhadap PDB, sedangkan AS mencapai 100% terhadap PDB.

"Jadi kalau lihat Indonesia 28% masih sangat aman, bisa dikendalikan. Apalagi ini terhadap PDB. PDB tiap tahun tumbuh. Diproyeksikan di 2017 5,2%, berharap utang itu makin bisa kredibel dan dimanfaatkan," jelas dia.

sumber:detik.com

Berita Terkait

Kapolri Minta Vaksinasi Booster Untuk Lansia Dimaksimal

Taliban Serang Kantor LSM AS di Afghanistan, 5 Meninggal

Kapolri Pastikan Awasi Alur Distribusi Minyak Goreng

Menjadi Viral, Vidio UAS Bersama Prabowo Langgar Aturan Netralitas PNS

160 Warga Adat Baduy Luar Mengungsi Akibat Kebakaran

TULIS KOMENTAR
TERPOPULER +
1

HUT ke-30 SMAN 11 Pekanbaru Momentum Tingkatkan Prestasi Akademik dan Olahraga

2

Agus Rama Bacakan Puisi “Efisiensi yang Membutakan” Pada Lomba Puisi JMSI Riau

3

Kasus DBD Alami Peningkatan Di Puskesmas Bagansipiapi

4

SDN 020 Pangkalan Baru Seperti Kandang Ayam

5

Komisi II DPRD Kampar Terima Aspirasi FKDT: Guru MDTA Minta Kesejahteraan

6

Bobroknya Pelayanan RSUD Bangkinang, DPRD Kampar Akan Panggil Pihak Terkait

7

PMI Riau Gelar Musyawarah Kerja Tahun 2025, Beri Penghargaan kepada 20 Pendonor

8

Nelson Manalu Kembali Dipercaya Memimpin Partai Hanura Siak Periode 2025 - 2030

9

Pimpin DPD Hanura Riau 5 Tahun ke Depan, H Darnil Siapkan Strategi Khusus Besarkan Partai

10

Bandara Internasional SSK II Salurkan Bantuan Kacamata Baca untuk Siswa