Ternyata Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Juga Korban Karhutla dan Pembalakan Liar
![Ternyata Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Juga Korban Karhutla dan Pembalakan Liar Ternyata Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Juga Korban Karhutla dan Pembalakan Liar](https://wawasanriau.com/assets/berita/original/83638944244-513dcccf223041a16dfd10qeu-39248.jpg?w=650&q=90)
SIAK SRI INDRAPURA, Wawasanriau.com - Kebakaran hutan lahan (karhutla, red) dan pembalakan liar (illegal logging, red) ternyata juga terjadi di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu (CB-GSK-BB). Padahal, kawasan ini merupakan salah satu dari 7 Cagar Biosfer yang ada di Indonesia, yang berada di 2 wilayah pemerintahan, yaitu Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak di Provinsi Riau.
"Selain kawasan suaka marga satwa pulau danau atas danau bawah Zamrud, Cagar Biosfir sekarang juga terancam hancur akibat karhutla dan pembalakan liar. Beberapa minggu yang lalu, ada sekitar 40 hektare lahannya yang terbakar, aktivitas pembalakan liar juga sering terjadi di sana," kata Bupati Siak, Drs H Syamsuar MSi kepada wartawan, Sabtu (17/10/2015) pagi.
Padahal, kedua hutan lindung yang menjadi kebanggaan masyarakat Riau, yang berada di Kabupaten Siak dan Bengkalis itu, kata Syamsuar, sudah diusulkan sebagai Taman Nasional ke pemerintah pusat, agar lebih terjaga kelestariannya.
"Bahkan, kawasan hutan lindung Zamrud dan Cagar Biosfer ini sudah diresmikan Pak SBY waktu jadi presiden, tapi sampai saat ini belum juga dikukuhkan Menteri Kehutanan. Inilah salah satu penyebabnya, kenapa karhutla dan pembalakan liar terus merajalela di sana," jelasnya.
Syamsuar berharap Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) lebih serius menjaga keamanan dan kelestarian yang ada di kedua hutan lindung ini. Sebab, Cagar Biosfer merupakan satu-satunya konsep kawasan konservasi dan budidaya lingkungan yang diakui secara Internasional, karena merupakan hutan rawa gambut yang tiada duanya di dunia.
"Makanya, pengawasan dan pengembangannya menjadi perhatian dunia. Sudah sering ilmuwan-ilmuwan dari manca negara datang ke Cagar Biosfer ini," jelasnya.
Syamsuar berharap, permasalahan yang terjadi saat ini di kawasan hutan lindung Zamrud dan Cagar Biosfer hendaknya menjadi perhatian serius semua pihak, khususnya wakil rakyat yang duduk di DPRD Siak, Riau, DPR RI dan DPD.
"Harus ada solusi dari pemerintah pusat terhadap nasib Zamrud dan Cagar Biosfer. Kalau masalah ini dibiarkan, saya khawatir beberapa tahun ke depan kawasan Zamrud dan Cagar Biosfer yang menjadi kebanggaan masyarakat Riau, hanya tinggal nama," tutup Syamsuar.(grc/red)