MENU TUTUP

Diduga Membangun Dinasti Politik Melalui Kontestan Pemilu di Riau, Siapa dia?

Jumat, 30 Agustus 2019 | 15:41:36 WIB
Diduga Membangun Dinasti Politik Melalui Kontestan Pemilu di Riau, Siapa dia?

PEKANBARU - Pimpinan Wilayah Gerakan Nasional Pencegahan Korupsi Republik Indonesia (GNPK-RI) soroti Kepala Daerah di Propinsi Riau terus membangun dinasti politik melalui kontestan pemilu.

Wakil Ketua GNPK-RI Propinsi Riau Ifriandi SH, menerangkan ada beberapa kabupaten di Propinsi Riau berniat membangun dinasti politik untuk menyelamatkan selama menjabat dan sampai habis masa periode.

Andi mengatakan Bupati Pelalawan Haris mendorong anaknya, Adi Sukemi menjadi Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) periode 2019 - 2024 dari Partai Golongan Karya (Golkar), Ia juga mendorong kerabat dekatnya memangku jabatan strategis lainnya.

Mereka disebut-sebut mendapat dukungan penuh dari Bupati Aris,  termasuk pengerahan logistik dan para ASN kabupaten Pelalawan dan perangkat dibawahnya. Tujuannya untuk memastikan kemenangan kerabatnya itu.

Andi mengatakan tujuan dibangunnya dinasti politik, agar praktek-praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme tetap subur.

Menurut dia, keberanian untuk melakukan tindak pidana korupsi oleh para kepala daerah biasanya dibarengi dengan upaya nepotisme. Yakni menempatkan keluarga atau kolega baik pada pos strategis  pemerintahan ataupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

“Saya menemukan beberapa kasus dimana para Kepala Daerah yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi, biasanya dibarengi dengan upaya penguatan rezim atau politik dinasti. Dan temuan saya pada pemilu legislatif  2014 dan 2019 ini ada beberapa kerabat bahkan anak kandung Bupati maju sebagai anggota DPRD di Kabupaten Pelalawan,” terangnya.

Andi menjelaskan, ada ketidakjelasan dalam penegakan hukum yang dilakukan terhadap perkara korupsi yang diduga melibatkan Bupati Pelalawan dan keluarganya.

“Mayoritas masyarakat kabupaten Pelalawan  saat ini menggantungkan masa depan kabupaten mereka pada kemauan dan kemampuan aparat penegak hukum baik itu KPK, kejaksaan ataupun Kepolisian,” jelas Andi.

Tidak terjadi chek and balance, dulu Montesqiu seorang filsuf, pemikir politik Prancis penemu Trias Politica pembagian kekuasaan legislati,eksekurif,dan yufikatif bertujuan agar ada keseimbangan dalam pemerintahan dan hal pengawasan,  rupanya montesqiu tidak sampai pada suatu analisa bagaimana politik dinasti bisa merobohkan hasil pemikirannya..
Kenapa politik dinasti mulai memainkan perannya karena sistim politik yang kapitalis.ujarnnta mengakhiri.(rilis/tim) 

Berita Terkait

Kerja Keras Bapak Visioner Suyatno, Rohil Gandeng Investor Membangun Negri

Gubernur Riau Lepas Peserta Pawai Ta'aruf MTQ Riau Ke - XL di Bagansiapiapi

Libatkan KPK, Kejati Riau Optimis Tahun 2017 Kasus Jembatan Pedamaran I dan II Rohil Rampung

Rohil Terima Bantuan Dari Provinsi Riau 500 Rapid Test

Sebelumnya Bagi-bagi Masker, Sekarang DLH Rohil Bagi-bagi Sarung Tangan

TULIS KOMENTAR
TERPOPULER +
1

Miliki Potensi Besar, Mendagri Yakin Indonesia Emas 2045 Bakal Tercapai

2

Pertamina Janji Berbenah Diri Jadi Lebih baik, Melayani masyarakat

3

Polda Sumut Tangkap Jaringan Narkoba, Tangki Mobil Dimodifikasi Sembunyikan 13 Kg Sabu

4

Dukung Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih, Mendagri Optimistis Jadi Sentra Ekonomi Baru

5

Sat Reskrim Polres Rohil Tangkap Pelaku Penimbunan BBM di Sinaboi

6

Dua Pria Pengedar Sabu Di Pekaitan Dicokok Polsek Bangko

7

Sinergi, Polsek Mandau Bersama PT. SIS Dukung Asta Cita Presiden Prabowo Penanaman Jagung

8

Selamat & Skses.!! Komandan Lanal Dumai Kolonel Laut (P) Abdul Haris Sebagai Danlanal Kota Dumai

9

Ngeri..!! Seorang Anak di Rohil di Terkam Buaya, Begini Ceritanya...

10

Kapolres Dumai Bersama Ibu Bhayangkari Bagi bagi Takjil Ke Masyarakat