Taliban Serang Kantor LSM AS di Afghanistan, 5 Meninggal

WAWASANRIAU -- Di tengah proses perundingan damai Afghanistan, Taliban kembali menyerang Ibu Kota Kabul saat Ramadan pada Rabu (8/5). Teror bom dan penembakan dengan sasaran kantor lembaga swadaya masyarakat Amerika Serikat, Counterpart International, menewaskan lima orang.
Dilansir AFP, Kamis (9/5), serangan dimulai ketika seorang pelaku meledakkan diri di depan kantor Counterpart International yang berdekatan dengan kantor Kejaksaan Agung Afghanistan. Setelah itu lima orang bersenjata masuk dan melepaskan tembakan.
Mereka baku tembak dengan pasukan khusus Afghanistan selama enam jam. Setelah usai, seluruh korban tewas diketahui adalah empat warga sipil dan seorang polisi.
Serangan itu juga melukai 24 orang. Belum diketahui apakah korban meninggal itu merupakan pegawai LSM itu.
Counterpart International menyatakan sedih atas penyerangan itu dan sedang mencari kabar seluruh pegawai mereka di Afghanistan.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, serangan dilakukan karena LSM itu dianggap menyebarkan prinsip-prinsip liberal Barat yang membahayakan masyarakat Afghanistan. Salah satunya adalah program percampuran antara lelaki dan perempuan.
Presiden Afghanistan, Ashraf Gani, serta kedutaan besar AS dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengecam serangan itu. Taliban memang meluncurkan 'Serangan Musim Semi' tahun ini terhadap aparat pemerintah dan kelompok-kelompok pro Barat serta pasukan koalisi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Namun, mereka berjanji tidak akan membahayakan warga sipil.
Serangan ini semakin menambah kekhawatiran akan nasib Afghanistan jika perundingan damai tercapai. Sebab, Taliban seolah semakin sulit dipercaya akan melindungi hak-hak perempuan dan kebebasan lainnya.
Saat masih memerintah Afghanistan, Taliban menerapkan aturan konservatif dan melarang perempuan menuntut ilmu atau bekerja. Mereka juga diwajibkan mengenakan burqa.
Perempuan juga tidak dilibatkan dalam perundingan damai antara Taliban dan AS. Presiden Donald Trump menyatakan akan menarik pasukan mereka secara bertahap dari Afghanistan jika Taliban memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Sebab, kedua belah pihak sudah bertempur dari 17 tahun dan merenggut banyak nyawa serta menghabiskan miliaran dolar.
Sumber : CNN Indonesia