Life Style

Puasa Dan Manfaatnya Untuk Kesehatan

Ketua IDI Rohil dr Suratmin

WAWASANRIAU--Bulan suci Ramadhan adalah  momentum yang sangat di tunggu-tunggu oleh seluruh ummat Muslim di seluruh penjuru Dunia.

Bagi umat Islam, puasa merupakan sebuah ibadah yang wajib dijalani tiap hari selama bulan Ramadhan. Agar berpuasa dapat berjalan lancar, ada beberapa fakta kesehatan yang harus diperhatikan.

Sementara itu, manfaat puasa bagi kesehatan jasmani meliputi beberapa aspek, di antaranya:

1. Memberikan kesempatan bagi alat pencernaan untuk beristirahat.

2. Membebaskan tubuh dari racun, kotoran, dan ampas yang merusak kesehatan.

3. Memblokir makanan untuk bakteri, virus, dan sel kanker sehingga kuman-kuman tersebut tidak bisa bertahan hidup.

4. Menambah jumlah sel darah putih dan meningkatkan daya tahan tubuh. Pada minggu pertama puasa belum ditemukan pertumbuhan sel darah putih. Namun, mulai hari ketujuh (minggu kedua), penambahan sel darah putih pesat sekali. Darah putih merupakan unsur utama dalam sistem pertahanan tubuh.

5. Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh.

6. Memperbaiki fungsi hormon yang diperlukan dalam berbagai proses fisiologis dan biokimia tubuh. Hormon dikeluarkan oleh kelenjar endokrin dan hipofisis sebagai reaksi tubuh terhadap berbagai tekanan dan stres lingkungan. Kekurangan atau kelebihan produksi hormon tertentu akan berdampak buruk pada kesehatan tubuh.

7. Meremajakan sel-sel tubuh. Saat berpuasa, organ tubuh berada pada posisi rileks, sehingga mempunyai kesempatan untuk memperbarui sel-selnya.

8. Meningkatkan fungsi organ tubuh. Puasa akan memberikan rangsangan terhadap seluruh sel, jaringan, dan organ tubuh. Efek rangsangan ini akan menghasilkan, memulihkan, dan meningkatkan fungsi organ sesuai fungsi fisiologisnya, misalnya panca indra menjadi lebih tajam.

8. Puasa meningkatkan fungsi organ reproduksi. Hal ini terkait dengan peremajaan sel-sel yang berpengaruh pada sel-sel urogenitalis dan alat-alat reproduksi lainnya. Hormon yang berkaitan dengan masalah perilaku seksual tidak hanya dihasilkan oleh organ indung telur (estrogen) dan testis (testosteron), tetapi juga oleh kelenjar hipofisis.

Selain itu, penelitian yang dilakukan pada wanita menyusui ketika berpuasa, menunjukkan bahwa puasa tidak meningkatkan atau mengurangi dan tidak mengubah volume air susu.

Sejauh yang berkaitan dengan air susu, tingkat glukosa dan laktosa semuanya masih sama. Tidak ada perubahan untuk ibu yang menyusui anak.

Oleh : Ketua IDI Rohil dr Suratmin 


[Ikuti Wawasanriau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar