47 Bumdes Dikampar Teken MoU Bersama PT. RPB Terkait Budidaya dan Pasca Panen Cabe

Pekanbaru,WawasanRiau.com- Sebanyak 47 Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan PT. RPB (Riau Pangan Bertuah) di Gedung Pauh Janggi Gubernuran Riau pada Senin (20/10/2025) sore.
Penandatangan MoU terkait budidaya dan pasca panen cabe ini dihadiri langsung oleh Gubernur Riau H. Abdul Wahid SPd.I, M.Si, Ketua TP PKK Riau Hj. Henny Sasmita Wahid S.Sos, M.Si, Kadis PMD Dukcapil Provinsi Riau, Mhd. Firdaus, SE, MM, Direktur PT Riau Pangan Bertuah, Ade Putra Daulay serta 47 Kades se-Kabupaten Kampar.
Gubernur Riau H. Abdul Wahid, M.Si dalam sambutannya menyebut dari bulan ke bulan inflasi terjadi di Provinsi Riau paling banyak diakibatkan oleh komoditas pangan. Menurutnya, mengapa bisa terjadi inflasi, karena memang kita tida supply dan tidak memiliki produk sendiri.
"Saya lihat dari periode bulan ke bulan memang yang paling banyak menyumbang inflasi itu adalah di sektor pangan dan salah satunya adalah cabe. Saat ini kita menjadi dua terbesar inflasi se-indonesia nomor 1 Sumatera Utara Nomor 2 adalah Riau penyumbang terbesarnya adalah cabe," tutur Wahid.
Gubri Wahid mengulas, bagaimana caranya menekan inflasi cabe, jika diambil dari daerah yang lain ternyata stoknya juga terbatas sehingga harga-harga cabe di pasar jadi mahal dan membuat daya beli masyarakat menjadi berkurang. TP PKK Provinsi Riau juga telah berusaha menekan inflasi dengan menggalakkan program tanam cabe dan bagi-bagi bibit cabe.
"InsyaAllah pemerintah provinsi Riau tahun depan akan menganggarkan diri untuk bantuan keuangan desa dalam rangka mengatasi pangan, supaya pangan kita tidak langka. Melalui kerjasama ini, berapa pun yang cabe yang dihasilkan cabe oleh Bumdes nanti harus ditampung oleh PT. RPB," kata Gubri Wahid.
"Mudah mudahan kerjasama ini bisa mendorong mengendalikan inflasi yang terjadi di riau dan menjadikan pertumbuhan ekonomi semakin nyata," tutup Gubri Wahid.
Sementara itu, Direktur PT Riau Pangan Bertuah, Ade Putra Daulay menjelaskan, ada 2 skema dari hasil MOU antara Bumdes dan PT. RPB. Yang pertama dikhawatirkan teman-teman dari Bumdes ketika nanti pada saat panen raya biasanya harga anjlok.
"Kami sudah bersepakat nanti ketika harga anjlok kita dari Riau Pangan Bertuah akan membeli hasil panen ini di atas biaya produksi teman-teman seperti contoh biaya produksinya mungkin 1 kilo itu di angka Rp20.000 per kilo maka seminim-minimnya kita akan beli ke petani itu Rp25.000 jadi kita memberi kepastian ke temen-temen Bumdes bahwa mereka masih mendapatkan keuntungan," ungkap Ade.
Skema yang kedua, kata Ade karena ini bagian dari pada peran pemerintah jadi ketika nanti harga melonjak tinggi, kita juga bernegosiasi dengan teman-teman Bumdes jika harga di pasaran sekira Rp100.000 maka teman-teman Bumdes turunkan sedikit harganya berkisar dijual Rp70.000 hingga Rp80.000.
"Kita tentulah akan mencari win-win solution-nya, ketika harga rendah teman-teman dibantu oleh pemerintah melalui BUMD dan ketika harganya tinggi tentu juga bisa dinegosiasi," beber Ade.
PT RPB lanjut Ade, juga akan konsultasi bersama Bumdes terkait budidaya cabe, varietas apa yang cocok dengan cuaca ekstrim di Riau. "Biasanya itu banyak yang kita pakai bibit lokal karena lebih tahan dengan kondisi yang ada di Riau," tandas Ade.**
Tulis Komentar