Kapal Eksport Ikan di Rohil Perlu Pengawasan Ketat

BAGANSIAPIAPI, wawasanriau.com - Saat video telekonference dengan Gubri dan forkopimda Riau, Bupati Rokan Hilir menjelaskan tentang kapal eksport dari Panipahan ke Malaysia yang hingga saat ini masih berlangsung. Namun dia kuatir kapal tersebut pulang membawa TKI illegal. Demikian hal ini disampaikan H Suyatno saat melakukan video teleconference tanggap covid-19 gugus tugas Rokan Hilir (Rohil) dengan gubernur Riau (Gubri) dan forkopimda provinsi Riau, di Mess pemdakab "Datuk Batuhampar'" Jalan Perwira Bagansiapiapi,Senin (30/03/2020).
Tampak saat itu Kapolres Rohil AKBP Muhammad Mustofa,Sik,Msi, Dandim 0321/Rohil Letkol arh Agung Rachman Wahyudi,SIP.M.I.Pol, Kajari Gaos Wicaksono,SH,MH, Wabup Rohil Drs H.Jamiludin dan Plt Kadis Kominfotiks. Hermanto,S.Sos.
"Kapal eksport tujuan Port Dickson Malaysia membawa ikan dari Panipahan, jika di stop akan berpengaruh terhadap ekonomi kehidupan para nelayan kita di Rohil,"tuturnya.
Namun, kata Ia, setelah melakukan koordinasi dengan para pengusaha dan petugas serta instansi di Panipahan maka kapal ekspor tetap berjalan namun selalu dalam pengawasan.
"Hanya perlu kita waspadai bahwa kapal berangkat dengan ABK lima orang mengantar ikan ke Port Dickson namun ketika balik menjadi 10 orang. Nah lima orang ini yang kita kwatirkan,"katanya Suyatno duduk berjejer melihat Gubri di layar putih didepannya saat video telekonference.
Kejadian ini, kata Ia, setelah mendapat penjelasan dari Dandim 0321/Rohil dan Kapolres Rohil agar harus wanti-wanti terhadap hal ini.
"Namun hingga kini Eksport tetap berjalan dan tidak ada penyetopan ekspor ikan ke Malaysia,"tuturnya.
Menjawab persoalan itu, Gubri Drs H.Syamsuar,Msi menegaskan tentang kapal eksport ini tidak boleh diganggu, karena arahan dari Menko, sebut Ia, semua berkaitan dengan ekspor maupun import bisa berlangsung.
"Sebenarnya boleh kita tahan,"ujarnya.
Jelasnya Gubri, dirinya telah mendapat informasi bahwa di Malaysia tentang ekspor juga melakukan hal yang sama, yakni tidak mengganggu eksport, hanya para ABK yang tidak boleh kedarat karena di Malaysia melakukan lockdown.
"Kita juga butuh barang, Malaysia juga butuh ikan, jadi jika kita tutup akan menjadi masalah bagi kita terhadap ketersediaan logistik,"katanya.
Sedangkan berkaitan dengan TKI illegal, Gubri mengatakan bisa minta bantuan Polairud dan angkatan laut agar bisa mengawal kapal yang tiba.
"Jangan pula kapal tersebut membawa TKI illegal, itu yang bahaya, maka tolong koordinasikan juga dengan Polairud dan AL karena hal ini juga yang di kuatirkan di kepulauan Meranti dan Bengkalis,"jelasnya.
Sedangkan tentang dana dari Baznas akan di koordinasikan dengan Baznas provinsi Riau untuk menyampaikan ke Baznas kabupaten /kota agar pada kesempatan saat ini menyalurkan dana kepada para kaum dhuafa dan fakir miskin di kampung-kampung.
"Sehingga dapat membantu pemerintah,"tuturnya.
Sementara itu, salah satu nakhoda kapal yang biasa menakhodai kapal ke Malaysia menjelaskan kepada journalis wawasanriau.com ketika ditemui belum lama ini bahwa dirinya baru tiba membawa kapal dari Malaysia. Ia menjelaskan bahwa kapalnya membawa ikan ke Malaysia. Namun kapal sampai di Malaysia hanya beberapa jam saja. Karena begitu kapal tiba agen kapal membawa surat dan kapal langsung bongkar muatan.
"Kami tidak boleh keluar, jadi berdiam saja di kapal hingga kapal selesai bongkar dan nunggu surat-surat kapal langsung kembali ke Panipahan lagi,"tandasnya Adri Alwi menjelaskan. (gun)