MENU TUTUP

Riau Ekspor 4 Ton Kerang Darah ke Thailand Hasil Budidaya Nelayan Panipahan

Senin, 01 Juli 2019 | 16:50:38 WIB
Riau Ekspor 4 Ton Kerang Darah ke Thailand Hasil Budidaya Nelayan Panipahan Wagub Riau Edy Natar Nasution dan Kepala Pusat Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Ikan, Reza Priyatna memecahkan kendi sebagai tanda dimulai kegaiatan ekspor kerang darah Rohil ke Thailand.

Pekanbaru, wawasanriau - Sebanyak 4 ton kerang darah (Anadara granosa) mulai diekspor ke Thailand setiap hari. Kerang darah tersebut merupakan hasil budidaya nelayan Panipahan, Kabupaten Rokan Hilir, Riau dengan potensi ekonomi mencapai Rp5,5 miliar setiap bulannya.

Kegiatan ekspor kerang darah ke Thailand tersebut akan dilakukan oleh dua perusahaan yakni CV Jasa Laut dan Cheraa King Seafood.

Launching ekspor kerang darah tersebut dilakukan di Stasiun Karantina Ikan Pekanbaru, Senin (1/7/2019) bersamaan dengan acara penyerahan bantuan ikan baku, serta benih ikan restoking.

Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution berharap ekspor kerang menjadi memontum bagi Riau sebagai penghasil dan eksportir komoditas ikan.

Ia mengatakan potensi ikan di laut Riau, khususnya di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir masih cukup besar. Namun besarnya potensi tersebut belum tergali secara maksimal.

"Potensi ikan di Bagansiapiapi masih cukup besar walaupun tidak masuk lagi daerah penghasil ikan terbesar di dunia seperti pada era 1980-an," kata Edy Natar.

Edy menyampaikan, sejarah dunia mencatat bahwa Bagansiapiapi pernah dijuluki penghasil ikan terbesar di dunia setelah Norwegia, namun saat ini potensi tersebut tidak seperti dulu lagi meski masih ada.

Saat ini, lanjut Wagub, jika ditaksir secara ringkas potensi uang yang beredar dari sektor perikanan tangkap mencapai miliaran rupiah per hari.

"Asumsi satu hari, kalau satu unit kapal ekspor yang ke Malaysia membawa 200 peti, dikalikan saja dengan harga ikan Rp100 ribu perkilogramnya, maka dengan jumlah peti sebanyak itu terdapat transaksi sekitar Rp1,6 miliar," ujarnya.

Perhitungan itu menurutnya baru untuk kegiatan ekspor ikan di wilayah Penipahan dan Pasir Limau Kapas, dan belum dihitung dengan perikanan di Pulau Halang, Sinaboi Kubu dan Bangko.

"Kalau digabung tentu potensi transaksi atau peredaran uang dari aktivitas perikanan tangkap itu bisa jauh lebih besar," ujarnya.

Sumber : cakaplah.com

Berita Terkait

Danrem 031/WB Tinjau Budidaya Sayuran Hidroponik di Panipahan

HM Rusli Syarief Tinjau Lokasi Panen Raya di Pematang Sikek

125 Honorer Bagian Umum Sekretariat Pemda Rohil Dirumahkan

Bupati Bengkalis Pimpin Upacara Hardiknas, Sampaikan Pesan Penting Mendikbudristek

Babinsa Koramil 05/RM Laksanakan Patroli Karhutla Bersama

TULIS KOMENTAR
TERPOPULER +
1

DPC Siliwangi Rohil Galang Dana untuk Korban Bencana di Pulau Sumatra

2

Bupati Bistamam Kukuhkan 167 Dewan Hakim MTQ Ke-XX Kabupaten Rokan Hilir tahun 2025

3
Advertorial

Rohil Kembali Raih Empat Penghargaan Evaluasi PKS Tripartit se-Riau

4
Advertorial

Bupati Rohil H.Bistamam Buka Workshop Eksekutif Pencegahan Tindakan Pidana Korupsi

5

Polres Rohil Ungkap 79,98 Kilogram Sabu, Kurir Residivis Kembali Ditangkap

6

APBD Rohil Tahun Anggaran 2026 Disahkan: Bupati Rohil Apresiasi Dewan

7

Pemkab Rohil Gelar Rapat Pembangunan Koperasi Merah Putih: Mencapai Progress Signifikan

8

Lapas Bagansiapiapi Gelar Skrining Kesehatan: Cegah Dini HIV Dalam Lapas

9

Mantan Staf dan Karyawan SPR Trada : Ungkap Proses Dirumahkan dan Masalah Internal Perusahaan

10

Tim KLH RI Tinjau TPA Bagan Batu: Suwandi Berharap Masyarakat Turut Berperan