MENU TUTUP

Jurnalis Ditembak Mati di Tengah Maraknya Kasus Narkotika

Ahad, 17 Maret 2019 | 12:44:52 WIB
Jurnalis Ditembak Mati di Tengah Maraknya Kasus Narkotika Poto Ilustrasi Penembakan

Jakarta (WAWASANRIAU)  --Jurnalis Meksiko Santiago Barroso ditembak mati di rumahnya. Dugaan pembunuhan terhadap Barroso menambah panjang daftar pekerja media yang menjadi korban kejahatan kekerasan di Meksiko.

Mengutip Reuters, Minggu (17/3), otoritas setempat menyebut bahwa Barroso menjadi wartawan ketiga pada tahun ini yang diduga dibunuh atau lebih dari 100 awak media dalam tujuh tahun terakhir di Meksiko.

Dugaan pembunuhan menguat seiring dengan maraknya kejahatan kekerasan di wilayah setempat yang disertai dengan kartel narkotika dan korupsi politik. 

"Saya menyesalkan serangan pengecut di mana Barroso terbunuh," kata Gubernur San Luis Rio Colorado Santos Gonzales. 

Seperti dilansir AFP, Juru Bicara Kepresidenan Meksiko Jesus Ramirez menyuarakan kemarahan atas serangan terhadap kebebasan berbicara ini. 

Barroso (47 tahun) ditembak di rumahnya pada Jumat (15/3) malam. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit sebelum dinyatakan meninggal dunia. Hal itu dikonfirmasi Contrasena, mingguan online tempat Barroso bekerja. 

"Dua penyerang tak dikenal tiba di rumah Barroso dan mengetuk pintu rumah itu. Ketika dibuka, ia langsung ditembak tiga kali," tutur Barroso sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. 

Media lokal melaporkan Barroso sebelumnya sedang mengerjakan cerita perdagangan narkotika di kotanya.

Pada 9 Februari lalu, seorang jurnalis radio juga ditembak mati di negara bagian Tabasco, bagian timur Kota Meksiko, setelah seorang direktur komunitas stasiun radio juga terbunuh di negara bagian utara Baja California Sur pada awal tahun. 

Kasus Barroso muncul setelah Reporters Without Borders (RSF) yang berbasis di Paris pada Selasa ini mengatakan telah meminta Pengadilan Kriminal Internasional menyelidiki pembunuhan 102 wartawan Meksiko dari 2012 hingga 2018. Kasus ini disebut sebagai kejahatan kemanusiaan.

Kelompok pengawas menempatkan Meksiko sebagai salah satu negara paling mematikan di dunia bagi wartawan, setelah Afghanistan dan Suriah yang dilanda perang. 
Sebagian besar pelaku pembunuhan tidak dihukum, sama seperti 90 persen kejahatan kekerasan di Meksiko selama ini.

Perwakilan Meksiko pada Komisi Tinggi PBB untuk HAM Jan Jarab mengutuk pembunuhan Barroso dan menyatakan hal ini merupakan pesan jelas yang dikirimkan kepada pegiat jurnalisme. RSF menyerukan investigasi mendalam atas pembunuhan terbaru ini.

Sumber : CNN Indonesia

Berita Terkait

Polda Metro Jaya Amankan Pembobol Bank via Mobile Legend

Asep Pamer Alat Kelamin ke Mahasiswi Dipicu Obat Kuat

Ayu 'Poliandri' Divonis 3 Tahun Bui, Jaksa Pikir-pikir Banding

Amakjaang!! Kejati dan Polda Riau Diminta Usut Dugaan Korupsi DD dan ADD se - Riau

Ricuh!! Aksi Damai Mahasiswa Rohil Dibubarkan Demi Hukum

TULIS KOMENTAR
TERPOPULER +
1

HUT ke-30 SMAN 11 Pekanbaru Momentum Tingkatkan Prestasi Akademik dan Olahraga

2

Agus Rama Bacakan Puisi “Efisiensi yang Membutakan” Pada Lomba Puisi JMSI Riau

3

Kasus DBD Alami Peningkatan Di Puskesmas Bagansipiapi

4

SDN 020 Pangkalan Baru Seperti Kandang Ayam

5

Komisi II DPRD Kampar Terima Aspirasi FKDT: Guru MDTA Minta Kesejahteraan

6

Bobroknya Pelayanan RSUD Bangkinang, DPRD Kampar Akan Panggil Pihak Terkait

7

PMI Riau Gelar Musyawarah Kerja Tahun 2025, Beri Penghargaan kepada 20 Pendonor

8

Nelson Manalu Kembali Dipercaya Memimpin Partai Hanura Siak Periode 2025 - 2030

9

Pimpin DPD Hanura Riau 5 Tahun ke Depan, H Darnil Siapkan Strategi Khusus Besarkan Partai

10

Bandara Internasional SSK II Salurkan Bantuan Kacamata Baca untuk Siswa