Prayuth Chan-ocha Kembali Terpilih Jadi PM Thailand
Bangkok - Parlemen baru Thailandkembali mengukuhkan pemimpin junta militer, Prayuth Chan-ocha sebagai perdana menteri sipil pertama sejak kudeta yang dilakukannya pada tahun 2014.
Dilansir Reuters, Kamis (6/6/2019), Prayuth mengalahkan miliuner Thanathorn Juangroongruangkit yang memimpin blok anti-militer. Prayuth unggul dengan 500 suara, sementara Juangroongruangkit mendapatkan 244 suara dalam pemilihan suara yang digelar pada 24 Maret 2019 lalu itu. Partai oposisi menuding pemilu itu dirancang untuk memperluas dan melegitimasi dominasi militer atas pemerintah.
Prayuth dengan mudah mengalahkan Juangroongruangkit, seorang pendatang baru yang karismatik yang diusung oleh partai oposisi Front Demokrat yang terdiri dari tujuh partai yang ingin mengeluarkan militer dari politik. Kemenangan Prayuth seakan menjadi klimaks perjalanannya dari jenderal yang melakukan kudeta hingga menjadi perdana menteri.
Kemenangan Prayuth dikarenakan dukungan dari 250 senator yang dipilih oleh militer. Seperti diketahui, dalam pemilihan ini Prayuth didukung oleh partai pro-militer Palang Pracharat.
Anggota parlemen dari partai oposisi Pheu Thai, Chonlanan Srikaew menilai Prayuth tak layak menjabat sebagai Perdana Menteri.
"Dia (Prayuth) berkuasa karena kudeta, kemudian datang dan sepenuhnya mengubah aturan dan ketentuan yang memungkinkan dia untuk tetap dan mengubah dirinya menjadi kandidat perdana menteri," kata Chonlanan.
Bagaimanapun, aturan pemilihan pasca kudeta tahun 2017 membuat hampir mustahil bagi oposisi untuk mengungguli 250 suara di senat.
Sementara, Partai Palang Pracharat, mengatakan Prayuth layak untuk tetap berkuasa karena telah berulang kali mengakhiri protes jalanan yang dilakukan para penentang dan pendukung Mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang diasingkan, yang digulingkan dalam kudeta sebelumnya pada 2006.
"Prayuth telah melangkah untuk menyelesaikan konflik ... dan menunjukkan kepemimpinan yang hebat. Dia telah menentukan mungkin lebih dari pemimpin masa lalu lainnya," kata anggota parlemen Palang Pracharat Koranit Ngamsukonrattana.(detik.com)