Nasional

Jokowi: Tipikal Orang Kita, Kalau Diberi Pesaing Baru Bangun

joko widodo. fhoto detik

Jakarta -Era kompetisi atau persaingan sudah di depan mata. Indonesia tidak bisa menghindar atau malah menutup diri. Persaingan harus dihadapi dan Indonesia harus menjadi pemenang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, ciri khas atau tipikal orang Indonesia adalah, baru bangun ketika diberi persaingan.

"Tipikal orang kita kalau diberi pesaing, baru bangun. Dihadapkan pada persoalan, baru bangkit. Dulu batik tidak ada yang pakai, tapi begitu ada negara lain yang pakai, semua pakai batik. Tapi sekarang saya ganti tenun, tenun NTT karena kemarin saya ke sana dua hari. Dan saya sedih, terlalu murah dijualnya di sana, saya beli ini Rp 400 ribu," papar Jokowi saat bertemu dengan sejumlah pelaku industri keuangan dalam negeri bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di Istana Negara, Jakarta, Jumat (15/1/2016).

Jokowi mencontohkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku tahun ini, persaingan perbankan akan makin keras. Tapi yang terjadi, bank-bank BUMN malah kuat dan menjadi besar, bahkan lebih besar dari swasta.

"Kita sering ketakutan nanti dilindas oleh asing, oleh liberalisasi. Tapi ternyata, BRI keuntungan tahun lalu Rp 24 triliun, paling gede keuntungannya. Mandiri Rp 19 triliun. Swasta kalah. Bukan saya mengecilkan swastanya, tetapi artinya begitu diberi pesaing justru performanya menjadi lebih baik," jelas Jokowi.

Dia kembali mencontohkan kondisi SPBU Pertamina yang sekarang sudah makin baik. Dulu, ujar Jokowi, di 1980an,kondisi SPBU Pertamina kumuh.

"Tapi begitu diberi pesaing dari Petronas, dari Shell, dari Total, di sebelah timur dengan AKR, di mana Petronas lebih baik, Shell lebih baik, Total lebih baik, mesti sudah tutup, pompa-pompa bensin kita menjadi lebih baik, semuanya diperbaiki, semuanya dibenahi. Mau tidak mau. Karena tidak akan didatangi kalau dia performanya masih kumuh. Ini tipikal yang saya lihat orang-orang kita," tutur Jokowi.

Belum sampai di situ, Jokowi mencontohkan PT Garuda Indonesia Tbk yang pernah tidak memiliki pesaing, namun kondisi keuangannya rugi terus.

"Garuda tahun 1970-80an tidak ada pesaing, pelayanannya nggak baik, justru malah rugi terus. Lho, monopoli kok rugi terus? Begitu dibuka, sekarang ada 60-70 maskapai, apa yg terjadi? Semua kabupaten sekarang punya bandara perintis. Pesawat-pesawat kecil semuanya bisa masuk ke kabupaten-kabupaten dan provinsi-provinsi, terutama di kawasan timur. dulu hanya Garuda dan Merpati BUMN kita," kata Jokowi.

"Begitu dibuka (persaingan), Garuda performanya baik, rakyat mendapatkan sesuatu, adalah penerbangan di semua provinsi, di semua bandara, itu semua terlayani dengan baik. itu bukan liberalisasi, ini keterbukaan, sebuah pilihan yang memang harus dihitung dan harus dikalkulasi," imbuh Jokowi.
Sumber : detik.com


[Ikuti Wawasanriau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar