Ekonomi

Elpiji 3 Kilo hanya untuk masyarakat miskin janganlah disunat-sunat lagi

ilustrasi

BAGANBATU, Wawasanriau.com - Sejumlah warga terutama sekali para ibu rumah tangga mengeluhkan isi yang tertera pada  tabung gas elpiji ukuran 3 Kg atau yang lebih akrab disebut tabung gas melon yang  diduga kuat tidak sesuai dengan jumlah gas yang ada di dalamnya alias isinya jauh lebih sedikit dari yang isi sebenarnya.

"Masak ukuran 3 kilogram kok enteng kali, udah gitu waktu dipasangkan ke pressure gauge cuma setengah, padahal biasanya penuh ampernya itu, macam mananya ini kok kayaknya dikurang-kurangi gitu, apa gak ada yang mengawasi ya?  "Ujar warga Bagan Batu   Ibu Intan kepada wartawan Senin (12/10/15) dengan nada kesal.

Kalau persoalan harga kata Ibu Intan tidak terlalu menjadi persoalan karena menurutnya gas ini kan merupakan kebutuhan vital yang memang harus dipenuhi, "walaupun mahal mau gak mau ya harus beli juga, kalau gak ada gas bagaimana mau masak ? Terus kalau beralih lagi ke minyak tanah jelas gak mungkin karena harganya jauh lebih mahal juga keberadaannya sangat langkah, jadi ya gak ada pilihan mau tidak mau suka tidak suka tetap harus pake gas, "tegasnya.

Kendati demikian ianya sebagai salah satu dari sekian banyak ibu rumah tangga lainnya meminta kepada pemerintah terkait untuk melakukan pengawasan yang ketat terhadap proses pendistribusian tabung gas 3 Kg yang disubsidi oleh pemerintah ini hingga ke tangan masyarakat,

 "pemerintah harus bijak dalam hal ini jangan sampai adanya praktek mavia dalam hal gas subsidi ini, karena jelas kalau terus menerus seperti ini yang paling dirugikan pasti masyarakat kecil karena harus mengeluarkan uang ekstra untuk kebutuhan rumah tangga, karena yang biasanya dengan kegiatan memasak normal gas itu bisa bertahan 2 minggu, ini sekarang 1 minggu sudah habis, apa tidak pusing kami ini, padahalkan gas 3 Kg itu kan diperuntukkan hanya  untuk masyarakat miskin, tapi kalau sudah begini ya makin miskin kami, ini sudah untuk masyakat miskin kok dikurang-kurangi lagi, jahat kali mereka itu, "ungkap Ibu Intan kecewa.

Warga Bagan Batu lainnya Tini (29) mengaku sangat kesal atas atas gas melon yang isinya dirasa jauh berkurang hingga setengahnya dan meminta kepada pemerintah serius mengatasi masalah ini,

"pemerintah kan punya kebijakan untuk melakukan pengawasan sepenuhnya serta penindakan seandainya ditemukan adanya kegiatan terkait gas elpiji yang merugikan masyarakat, tapi herannya sampai saat ini tidak  ada terlihat tindakan dari pemerintah dan ini khusus kepada para distributor gas Elpiji jangan melakukan hal itu jangan cuma mau cari keuntungan saja tanpa mempedulikan orang lain, ini saya hanya mengingatkan saja, ingat!!! Gas Elpiji 3 Kilo itu untuk masyakat miskin janganlah disunat-sunat lagi, apa gak kasihan sama masyarakat kecil seperti kami ini, udah susah ditambah susah lagi, "paparnya.

Sementara itu salah seorang warga Balai Jaya Hariadi (36) mengatakan bahwa biasanya jika ukurannya pas jika ditimbang dalam keadaan isi tabungnya itu seberat 8 Kilogram, "kalau sekarang ini paling berat 7 kilo berarti kan sudah berkurang sekitar 1 kilo, ini kan kami yang rugi, "ucap Hariadi.

Data yang berhasil dirangkum menyebutkan bahwa harga jual elpiji ‎ukuran 3 kilogram di Wilayah Bagan Batu bervariasi mulai 23 ribu rupiah pertabung hingga 25 ribu rupiah pertabungnya.(mi/red)


[Ikuti Wawasanriau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar