Nasional

Kebun Binatang Indonesia Mendapat Rapor Merah dan Dijuluki Sebagai Neraka Bagi Satwa

Kondisi salah satu harimau yang memprihatinkan

Beberapa waktu lalu masyarakat Indonesia kembali dihebohkan dengan kondisi kebun binatang mini di Depok yang sangat tidak layak dan dipenuhi sampah. Setelah viral di media sosial, pihak pengelola yaitu Kostrad langsung membersihkan kandang-kandang para satwa di kebun binatang mini tersebut.

Kisah-kisah penelantaran satwa di kebun binatang bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya beberapa kebun binatang di Indonesia menjadi sorotan media internasional karena telah menelantarkan para satwa hingga mati.

1.Kasus Kebun Binatang Surabaya
 
Berbicara tentang kasus-kasus penelantaran satwa selalu erat dengan Kebun Binatang Surabaya yang sudah pernah tersandung kasus penelantaran satwa, bahkan hingga menjadi sorotan media internasional.

Kasus terparah Kebun Binatang Surabaya adalah di mana leher seekor singa Afrika terjerat seutas kabel baja pada tahun 2014 silam. Setelah dilakukan penyelidikan, polisi menduga bahwa singa bernama Michael tersebut sengaja dibunuh. Michael kehabisan oksigen mirip dengan orang bunuh diri.

Bagaimana seekor Singa bisa menggantung diri dengan kabel baja layaknya seorang manusia saat melakukan bunuh diri? Setelah dilakukan penyelidikan, polisi memeriksa 7 orang saksi, namun karena tak kunjung menemukan titik terang akhirnya kasus kematian misterius seekor singa tersebut dihentikan.

Dilansir dari Vice.com, kasus tersebut sempat mendapat sorotan media internasional, yang menyebut kebun binatang Surabaya sebagai ‘neraka’ atau ‘kebun binatang paling kejam’. Hal ini juga dituturkan oleh Marison Guciano dari Yayasan Scorpion Indonesia.

"Pada realitasnya kebun binatang bukan lagi sebagai rumah, tapi jadi neraka bagi satwa kita," ujarnya.

Julukan itu rasanya tak berlebihan buat kebun binatang yang menampung 3.500 hewan itu. Sepanjang 2012 saja, ada 130 hewan yang mati di Kebun Binatang Surabaya. Kebanyakan hewan mati karena malnutrisi, stress, dan sakit karena kondisi tak layak. Sebabnya sepele: mismanajemen dan kecerobohan pengelolaan dana.

2.Kebun binatang layak disebut sebagai tempat penyiksaan
 
Tak ada sebutan yang lebih layak bagi kebun binatang sebagai tempat penyiksaan hewan. Kebun binatang yang seharusnya dibuat senyaman mungkin bagi satwa layaknya habitat asli justru berubah menjadi neraka tempat penyiksaan satwa.

Beberapa kasus mengerikan terkait penelantaran hewan sudah terlalu sering terjadi di Indonesia. Kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta yang tersohor karena memiliki koleksi satwa yang termasuk lengkap tersebut pun pernah tersandung masalah.

Diketahui pada tahun 2015-2016 silam, oknum pekerja melakukan penggelapan dana terkait pembelian daging untuk lima harimau di Gembira Loka. Kerugiannya pun mencapai ratusan juta.

Dilansir dari Vice.com yang pernah berkunjung langsung ke tempat penangkaran buaya di Cikarang, Jawa Barat yang lebih mirip tempat penjagalan buaya. Di tempat penangkaran tersebut telur, daging, kulit buaya justru dijual secara bebas.

Sempat viral pula beruang madu di kebun binatang Bandung yang kurus kering karena jarang diberi makan. Ada pula kasus gajah bernama Yani yang mati karena ditelantarkan saat mengidap sakit paru-paru.

3. Sudah saatnya pemerintah bertindak tegas terkait kasus-kasus penyiksaan hewan
 
Beberapa kasus tersebut hanya segelintir kasus mengerikan terkait kematian dan penelantaran hewan di Indonesia. Mengurus kebun binatang tentu menguras biaya yang besar.

Contoh saja biaya operasional kebun binatang Surabaya pada tahun 2015 lalu yang mencapai 1,7 miliar per bulan sedangkan penghasilan dari tiket masuk pengunjung hanya 1,6 miliar per bulan.

Dilansir dari Vice.com, Femke Den Haas dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN) mengatakan pengelola masih terus mengejar profit sembari menekan biaya operasional, akhirnya yang terjadi adalah kekejaman terhadap binatang.

"Para pemilik kebun binatang mengutamakan profit di atas segalanya. Yang dibutuhkan segera di Indonesia adalah adanya tim independen untuk memeriksa standar kelayakan hidup hewan di penangkaran dan juga kebun binatang," terangnya.

Sudah saatnya kebun binatang di Indonesia berbenah dengan mengutamakan kesehatan dan kondisi lingkungan kebun binatang yang menjadi tempat tinggal satwa.

Pemerintah tak boleh hanya mengandalkan Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia tetapi juga harus melakukan pengawasan dengan ketat serta tegas kepada kebun binatang yang tersandung masalah penelantaran hewan. Supaya kebun binatang bisa menjadi rumah bagi para satwa, bukan malah menjadi neraka.

Kebun binatang merupakan rumah bagi para satwa, bukan sebaliknya. Kebun binatang harus bisa menjadi tempat yang nyaman untuk para satwa layaknya habitat asli bukan malah menjadi tempat penelantaran satwa hanya untuk sekadar mencari profit semata.

 


[Ikuti Wawasanriau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar