Pendidikan

Cerita Soal Petir Sambar Kantin: Siswa Terpental, Pohon Terbelah

Korban tersambar petir (Datuk Haris Molana/detikcom)

Jakarta - Ada tujuh kantin milik warga yang dibangun seadanya di komplek SMP perumahan ASEAN, Desa Paloh Lada, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Aceh.

Pada Sabtu (7/10/2017) sekitar pukul 10.00 WIB tadi, lonceng tanda jam istirahat pertama berbunyi, puluhan siswa sekolah SMP Al Alaq komplek tersebut keluar untuk mencari jajanan di kantin yang hanya terpaut sepuluh meter dari pintu belakang pagar sekolah.

Beberapa saat kemudian, keramaian muncul dari kantin milik Muhammad (45), warga Tambon Tunong, Kecamatan Dewantara. kantin berukuran 3x2,5 meter yang ditopang empat batang bambu dengan beratapkan seng itu tiba-tiba mendadak ramai sekitar pukul 13.30 WIB tadi.

Sebelum ramai, dentuman petir menggema di dekat kantin itu dengan menghantam sebatang pohon. Dengan cepat, petir pun menyambar 11 pelajar dan 2 warga yang sedang berteduh di bawah derasnya hujan sambil jajan di kantin milik Muhammad.

Muhammad sang pemilik kantin (berita sebelumnya tukang becak) meninggal dunia bersama seorang pelajar bernama M Zaki (14) warga Ule Madon, Muara Batu. Sedangkan istri Muhammad bernama Aisyah (40) dan pelajar lainnya luka-luka terkena bias petir itu.
Cerita Soal Petir Sambar Kantin: Siswa Terpental, Pohon TerbelahKorban tersambar petir (Datuk Haris Molana/detikcom)

Alhadi (26) warga Tambon Tunong, yang juga berjualan di sekitar lokasi kejadian mengatakan pasca kejadian semua siswa terpental dan berjatuhan di sekitar lokasi. Tak tahu pasti asal petir yang dalam hujan lebat tiba-tiba langsung menghantam sebuah pohon yang di bawahnya terdapat kantin milik Muhammad.

"Dalam hujan deras, tiba-tiba petir langsung mengantam pohon mane yang sudah berusia puluhan tahun itu. Pohon mane itu tebelah dua dari atas hingga sampai ke akarnya," ujar Alhadi kepada wartawan Sabtu (7/10/2017).

Alhadi menyebutkan setelah kejadian pihak guru bersama warga lainya langsung melakukan evakuasi semua korban ke rumah sakit RS Arun untuk mendapatkan menanganan medis.

"Kami pun langsung menggulung lapak, dan tidak berjualan lagi setelah peristiwa tersebut," sebutnya.

Kepala sekolah SMP Swasta Al Alaq Dewantara, Samsul Bahri, memberikan keterangan di rumah sakit RS Arun, bahwa sembilan muridnya saat itu sedang jajan di kantin saat jam istirahat pertama sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu secara tiba-tiba petir langsung menyambar sebuah kantin yang berada di luar pekarangan sekolah.

"Ada sembilan siswa saya yang di rawat di RS Arun. Dari sembilan satu orang atas nama Muhammad Zaki, warga Ulee Madon, Dewantara, dan penjaga kantin Muhammad meninggal dunia," kata Samsul.

Salah seorang korban ditemui di Rumah Sakit Arun, M Rifky mengatakan, peristiwa itu terjadi secara tiba-tiba sekira pukul 10.00 WIB. Saat itu dia bersama temannya semua sedang membeli jajanan dan berteduh di kantin menunggu hujan yang sangat deras saat itu.

"Saat itu saya lagi jajan di kantin bersama teman-teman lainnya. Tiba-tiba tidak tahu asal petir dari mana, dengan seketika langsung menyambar dari atas sebuah pohon dari atas kantin. Dan pada saat itu kantin lagi rame karena lagi jam istirahat," kata M Rifky. (wrc)


Sumber Detik.com


[Ikuti Wawasanriau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar