MENU TUTUP

Jepang Tanam Modal Rp1,2 T di Riau Lewat Usaha Listrik Dari Limbah Sawit

Senin, 06 November 2017 | 12:29:41 WIB
Jepang Tanam Modal Rp1,2 T di Riau Lewat Usaha Listrik Dari Limbah Sawit ilustrasi

PEKANBARU,WAWASANRIAU.COM - Perusahaan Hilirisasi kelapa sawit asal Jepang, Kao akan menanamkan modal mencapai US$90 juta atau Rp1,2 triliun untuk mendirikan pabrik fatty acid di Dumai, Riau.

Investasi itu akan berbentuk joint venture atau usaha patungan dengan badan usaha milik swasta nasional dan total dana ini juga termasuk untuk di Rohil dan Kabupaten lainnya sebagai pemanfaatna limbah Sawit jadi Listrik.

Menurut Pejabat Promosi Investasi Center (IIPC) di Tokyo Jepang Saribua Siahaan, kerja sama tersebut rencananya mulai berjalan tahun ini di mana porsi kepemilikan saham perusahaan Indonesia 65 persen dan perusahaan Jepang 35 persen.

"Pabrik tersebut ditargetkan mulai berproduksi pada 2019 di lahan seluas 44 ribu meter per segi di Dumai dengan kapasitas sebesar 100 ribu ton per tahun," ujar Saribua.

Saribua mengatakan perusahaan joint venture itu akan memproduksi fatty acid, bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi berbagai jenis produk seperti, detergen, sampo, dan pembersih muka.

Sehingga diharapakan akan mendongkrak kapasitas produksi fatty acid Kao sebesar 130 persen dan meningkatkan porsi pasokan fatty acid internal perusahaan hingga 60 persen.

"Pabrik yang di Indonesia akan menyediakan kebutuhan bahan baku untuk pabrik produk konsumer Kao di Thailand, Indonesia dan Vietnam," tuturnya. 

Pertemuan Kamis lalu juga lanjutan tentang rencana ini sehingga bisa terealisasi dengan cepat dengan pengkajian yang mendalam.

Sementara itu, Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) melalui IIPC Tokyo secara aktif memfasilitasi perusahaan dalam mengajukan perizinan ke BKPM melalui fasilitas Investasi Izin Tiga Jam dan juga akan terus mendukung serta membantu perusahaan sampai proyek ini mencapai commercial stages.

Pemerintah menyambut baik rencana investasi investor Jepang di sektor industri penghiliran crude palm oil (CPO) di Indonesia, di mana potensi industri manufaktur berbasis CPO di Tanah Air masih sangat besar, karena kebutuhan bahan baku industri makanan dan produk konsumer terus meningkat.

Dukungan atas proses penghiliran industri CPO juga diberikan lewat pengembangan kawasan industri berbasis CPO, termasuk Dumai. 

Pemerintah menerapkan disinsentif bea keluar bagi produk CPO yang tarifnya semakin rendah semakin besar nilai tambah yang diberikan dalam proses produksi di Indonesia.(adv/zmi)

Berita Terkait

Pengeboran Minyak di Rohil Terus Dilakukan, Pemkab Optimalkan PAD

Kadis Sosila Kampar Cek Kesiapan E -Warung disetiap Kecamatan

Plt Sekda Rohil Ingatkan Dana ADD Jangan Disunat!

RWH Bangkinang Gelar Umroh Akbar Termurah Se-Indonesia Raya, Dengan Fasilitas Hotel Bintang 5 Dan Ba

Jelang Lebaran, Babinsa Koramil 05/RM Pantau Harga Daging Di Pasar Tradisional

TULIS KOMENTAR
TERPOPULER +
1

HUT ke-30 SMAN 11 Pekanbaru Momentum Tingkatkan Prestasi Akademik dan Olahraga

2

Agus Rama Bacakan Puisi “Efisiensi yang Membutakan” Pada Lomba Puisi JMSI Riau

3

Kasus DBD Alami Peningkatan Di Puskesmas Bagansipiapi

4

Komisi II DPRD Kampar Terima Aspirasi FKDT: Guru MDTA Minta Kesejahteraan

5

Bobroknya Pelayanan RSUD Bangkinang, DPRD Kampar Akan Panggil Pihak Terkait

6

PMI Riau Gelar Musyawarah Kerja Tahun 2025, Beri Penghargaan kepada 20 Pendonor

7

Nelson Manalu Kembali Dipercaya Memimpin Partai Hanura Siak Periode 2025 - 2030

8

Pimpin DPD Hanura Riau 5 Tahun ke Depan, H Darnil Siapkan Strategi Khusus Besarkan Partai

9

Bandara Internasional SSK II Salurkan Bantuan Kacamata Baca untuk Siswa

10
Advertorial

Upaya Penanggulangan Banjir, Bupati Rohil Bistamam Tinjau Daerah Titik Rawan