Bupati Rohil Afrizal Sintong Sosok Pemimpin Yang Baik, Meskipun Baik Diberitakan Buruk

Rabu, 29 Maret 2023

Bupati Rohil Afrizal Sintong

MARI kita berdo'a semoga masalah yang dihadapinya cepat berlalu. Itu saya katakan bukan tidak beralasan, sudah tak asing lagi jika ia dikenal dengan sosok yang sederhana dan murah senyum oleh kalangan masyarakat Provinsi Riau khususnya Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) tempat ia dilahirkan tersebut.

Terhadap siapapun ia tak segan -segan untuk sekedar menyapa dan menjalin tali silaturahmi. Tidak jarang pula ia menerima masyarakat yang datang bertamu dikediamannya hanya sekedar berkebutuhan minta bantuan dari nya.

Hal ini sampai -sampai banyak yang bilang seperti tidak ada lagi batasan antara dirinya (Bupati, red) dengan masyarakat. Sesuai selogan Dekat Dengan Masyarakat.

Dengan latar belakang tersebut, tetap saja masih ada kabar negatif yang menerpa Afrizal Sintong seperti adanya pemberitaan baru -baru ini diterbitkan oleh beberapa media Online di Riau dengan judul "Bupati Rohil Afrizal Sintong Dipolisikan Atas Tuduhan Penipuan".

Sontak membuat heboh jagat raya bagaimana mungkin orang yang selama ini dikenal baik dan dermawan dikabarkan demikian.

Sebaliknya, alih -alih kabar itu diduga tidak benar atau belum terbukti atas kebenarannya saat ini baiknya marilah kita hormati proses hukum yang sedang berjalan.

Saya berharap masyarakat cerdas dan bisa menilai sendiri dan tidak termakan oleh kabar tersebut karena sudah diterbitkan juga berita bantahan dari Afrizal Sintong melalui Kuasa Hukumnya Sartono SH. Dengan judul "Bantah Lakukan Penipuan, Kuasa Hukum Sebut Ada Unsur Pemerasan".

Terlepas dari masalah hukum, yang dikhawatirkan nantinya berita ini akan menjadi bahasan menarik yaitu platform digital apa yang akan digunakan dalam kepentingan politik, seperti etika/moralitas terkait.

Tidak terlepas dari semua ini adalah merupakan produk Pers. Maka dari itu saya juga mengingatkan, agar pers tidak berpihak hak.

Semua tau bahwa Insan pers berperan penting sebagai salah satu entitas penentu melalui pemberitaan yang berkualitas sesuai dengan etika jurnalistik.

Untuk itu, pers perlu selalu diingatkan agar tetap mengacu etika jurnalistik dan bijaksana dalam memproduksi berita agar tidak menjadi penentu oleh publik sebagai hukum sosial.

Coba kita lihat bersama sekarang ini, saat ini seolah-olah pemberitaan hanya berisi pertarungan bukan lagi edukasi kepada masyarakat dan media agar tetap memegang prinsip imparsialitas atau tidak berpihak.

Saya juga berharap kepada kalangan wartawan agar tidak menegosiasikan materi berita demi kepentingan diluar tugas jurnalistik. ***

Sumber : DPD AMI Rokan Hilir