Sembunyi di Jondul Baru, Komplotan Begal 23 Lokasi Ditangkap Polisi, 8 Orang Lainnya Buron

Jumat, 27 November 2015

Polsek Bukit Raya, menggelar ekspose penangkapan begal 23 lokasi, Jumat siang

PEKANBARU, WAWASANRIAU.COM - Satu orang dari komplotan spesialis perampasan sepeda motor alias begal di Pekanbaru, Provinsi Riau, berhasil diamankan tim Buser Mapolsek Bukit Raya. Bersama delapan rekannya yang kini buron, pelaku diketahui sudah beraksi sebanyak 23 kali di Kota Bertuah.

Residivis berinisial AG alias Agus Ketek (19) ini tak berkutik saat dibekuk polisi, di lokasi persembunyiannya, kawasan Perum Jundul Baru Jalan Lokomotif, Kecamatan Limapuluh, Selasa (24/11/2015) malam lalu, pukul 22.00 WIB. Sedangkan delapan orang rekannya, berhasil meloloskan diri.

Menurut Kapolsek Bukit Raya, AKP Ricky Richardo, Jumat (27/11/2015) siang, Agus Ketek dan komplotannya merupakan pelaku perampasan sepeda motor atau begal, yang sudah beberapa bulan diburu polisi. Tercatat, Agus Cs sudah melakukan aksinya sebanyak 23 kali. "Mereka sudah 23 kali beraksi selama tahun 2015," sebutnya saat ekspose di Mapolsek.

Modusnya, para pelaku mencegat targetnya saat berhenti di lampu merah. Satu orang bertugas menondongkan senjata tajam, satu lagi mencabut kunci motor korban. Setelahnya, mereka mendorong motor korban hingga ke kawasan Jalan Parit Indah, dan dieksekusi disana. "Jadi seolah-olah motor korban kehabisan bensin, tiba di Parit Indah, mereka merampasnya," sambungnya.

Masih terkait ini, Kanit Reskrim Polsek Bukit Raya, Ipda M Bahari Abdi melanjutkan, selain Agus, kepolisian juga berhasil mengamankan lima unit sepeda motor hasil kejahatan, diantaranya tiga unit Kawasaki Tracker, satu Honda Beat putih dan satu Honda Vario hitam, yang didapat dari hasil pengembangan. "Tiga unit kita temukan di Kuansing dan dua lainnya di Pekanbaru," kata Bahari Abdi.

Sedangkan delapan kawanan lainnya, sampai kini masih diburu polisi dan sudah ditetapkan sebagai DPO berinisial AD, AL, ND, JR, BN, GL, DK, dan seorang wanita berinisial CC. "Mereka ini berpindah-pindah, awalnya kita gerebek di Hotel Palace tapi sudah kosong, berikutnya di rumah (CC) kawasan Gobah juga kosong, hingga terakhir di Jundul Baru," jelasnya.

"Untuk motor Tracker kita jual Rp5 juta, kalau matic Rp2 juta. Uangnya kami bagi rata. Uangnya buat bayar kredit dan untuk orang tua, sisanya buat senang-senang. Kalau beraksi kami biasanya pakai pisau, cuma kami tidak ada melukai (korban)," beber Agus saat diwawancarai. "Terakhir beraksi bulan Oktober kemarin dilampu merah Simpang Tiga," tukasnya.(mi/grc)