PT. SPR Akan Fungsikan Kembali RPC Rokan Baru Kecamatan Pekaitan Rohil

Sabtu, 13 Juni 2020

PEKAITAN - PT . Sarana Pembangunan Riau (PSR), Badan Usaha Milik Daerah Propinsi Riau  bekerja sama pengelolaannya dengan pihak Koperasi Serba Usaha (KSU) Mandiri Bersama Jaya Rokan Baru untuk memfungsikan kembali pengelolaan Rice Processing Complex (RPC) di Kepenghuluan Rokan Baru Kecamatan Pekaitan Kabupaten Rokan Hilir.

Kerja sama Pengelolaan RPC di Kepenghuluan Rokan Baru Kecamatan Pekaitan ini tertuang dalam surat perjanjian kerjasama antara PT. SPR dengan KSU Mandiri Bersama Jaya yang ditandatangani Direktur BUMD Propinsi Riau M. Nasir Day dan Ketua Koperasi Budi Wahono dan dua orang saksi.

Untuk pengoperasian RPC menurut Ketua Koperasi, Budi Wahono dibutuhkan banyak perbaikan alat produksi dan mesin produksi sehingga pihak PT. SPR  perlu melakukan peninjauan kelokasi RPC agar dapat mendata atas perbaikan yg akan dilakukan pihak kedua nantinya.

Dalam hal ini pihak kedua ( Koperasi dan mitra) menyanggupi biaya perbaikan dengan perjanjian dan akan ada pengembalian biaya perbaikan dengan sistem cicilan dari hasil pendapatan untuk PT. SPR yang dihasilkan dari kerjasama sesuai perjanjian kerja sama.

" PT. SPR, Badan Usaha Milik Daerah Pemprov Riau akan mengoperasionalkan kembali RPC di Rokan Baru Rohil  sistem kerja sama dengan pihak kedua dalam hal ini koperasi," kata Komisaris PT SPR Azhar Sakban saat ditemui Jumat (12/6/2020) di Bagansiapiapi.

Lanjutnya, Direktur PT. SPR sudah kirim anggota ke Rokan Baru Kecamatan Pekaitan untuk meninjau kondisi kerusakan RPC. Nanti hasil dari analisis kerusakan akan dimuat dalam berita acara perjanjian kerjasama , " kata Azhar Sakban.

Sementara itu, Manager Produksi dan Teknisi versi koperasi dan mitra, Gunawan didampingi Ketua Koperasi MBJ, Budi Wahono menjelaskan bahwa kondisi RPC saat ini mati total karena sudah lama tidak difungsikan. Langkah awal yang perlu dikerjakan sebelum produksi adalah memperbaiki kerusakan pada besi penyangga plant dan motor lalu perbaikan pada kelistrikan.

"Kondisi RPC saat ini mati total karena banyak kerusakan pada kelistrikan dan alat produksi. Langkah awal kami sebagai pihak kedua mitra koperasi akan melakukan perbaikan pada besi-besi penyangga dan kelistrikan. Dalam hal ini kami memanfaatkan dkil yang ada dan untuk kelistrikan nanti akan didatangkan dari pihak perusahaan yang faham tentang pemasangan instalasi kelistrikan RPC," kata Gunawan.

Dikatakannya juga, Jika sudah dilakukan perbaikan dan RPC dianggap bisa dioperaikan akan dilakukan komesioning secara bersama-sama sebelum dilakukan pengoperasian RPC.

Sedangkan untuk produksi menurut Gunawan, pihaknya menargetkan secara normal akan memproduksi beras sebanyak 25 Ton / hari  (8 jam kerja) dengan kebutuhan bahan baku padi sekitar 50 ton per hari. Jadi jika diakumulasikan masa kerja dalam satu bulan 20 hari kerja berarti butuh minimal 1000 ton padi dengan hasil produksi beras sekitar 500-600 ton beras.

"Jika RPC berjalan normal bisa memproduksi sekitar 25 - 30 ton per hari dalam 8 jam kerja, tapi kalau lembur bisa lebih lagi. semua tergantung kondisi pabrik. Sedangkan kebutuhan bahan baku padi perharinya bisa mencapai 50-60 ton per hari, jadi dalam sebulan dibutuhkan  1000-1200 ton gabah padi dengan hasil produksi sekitar 600 - 700 ton beras setiap bulan," ungkap Gunawan.

Lanjutnya lagi, yang menjadi kendala kedepannya menurut Gunawan adalah ketersediaan bahan baku dan pemasaran hasil produksinya. Untuk ketersediaan bahan baku padi dari dalam daerah diprediksi dengan kondisi sawah tadah hujan masa tanam setahun sekali hanya mampu bertahan sampai dua bulan saja, sisanya terpaksa mencari keluar daerah. Dalam hal ini akan terlihat seberapa besar areal pertanian padi di Rokan Hilir.  (Irwan)