Pemerintah Riau Gelar Rapat FDG Transpolitan 4.0 Bersama PATRI

Sabtu, 16 November 2019

WAWASANRIAU.com - Bersama Pimpinan DPD PATRI (Perhimpunan Anak Transmigran Republik Indonesia) Riau,  Prof Ahmad Mujahidin, Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Ketenaga Kerja dan Transmigrasi menggelar rapat Focus group discussion Diskusi kelompok terfokus (FDG Transpolitan 4.0), Rabu (13/11/2019) diruang rapat kantor Gubernur lantai 8 dipekanbaru. 

Rapat dibuka langsung Gubernur Riau (Gubri) dengan diwakili oleh Kadis Nakertrans Prov, Jonli. Turut dihadiri Para Kadis/Badan/lembaga/Kantor terkait lintas satker tingkat Prov dan Kab se-Riau, Staf/perwakilan Ditjen PKP2 Trans Kemendes PDTT, Balatmas Kemendes di Riau, Pimpinan DPD PATRI Riau dan perwakilan DPC PATRI Kabupaten/kota di Riau. 
 
Rapat FDG Transpolitan 4.0 ini digelar sehubungan dengan telah dilaunchingnya program transmigrasi model transpolitan 4.0 yang dibuka oleh Mentri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI pada 17 september 2019 di UGM Yogyakarta kemaren. 

Dalam kegiatan tersebut, Memaparkan kontribusi Transmigrasi dalam membangun daerah, khususnya Riau. Adanya pemekaran wilayah kabupaten/kota baru, infrastruktur, dan lahan pertanian.

Sahmen Desa Bid Bangwil, Dr.Ir. Conrad Hendrarto, M.Sc Sebagai narasumber menjelaskan tindak lanjut Kongres Transmigrasi di Bulaksumur Yogyakarta, tentang konsep Transpolitan 4.0.

Lanjutnya lagi, bahwa Transmigrasi kedepan (keterbatasan lahan, gini rasio, integrasi nasional) dan realitas kemajuan teknologi yang suka tidak suka harus dihadapi bangsa ini.

Problematika mengembangkan trans di Riau, antara harapan dan kendala di lapangan, baik regulasi, sosial budaya, maupun kasus lahan.

Potensi SDM anak transmigran di Riau dalam wadah PATRI Riau, yang belum dioptimalkan bersinergi degan Pemda. Ada yang sudah menjadi profesor, doktor, pengusaha, dan jejaring hingga di akar rumput.

Kasus pertanahan, pentingnya regulasi model trans, penyediaan lahan, dan inovasi teknologi. Masih menjadi kendala pengembangan Transmigrasi di Riau.

Dengan perkembangan teknologi saat ini, Transmigrasi harus bertransformasi dengan model/inovasi yang disesuaikan kondisi daerah.

Di Riau program transmigrasi yang dimulai tahun 1962 (di Siabu, Salo Kampar) dan selama Pelita sangat signifikan dalam mendukung pembangunan daerah dan pemekaran wilayah.

Pentingnya Sinergi pentahelix secara konsisten untuk mengembangkan Transpolitan 4.0.

Perlunya mengoptimalkan BLK yang ada untuk mengakselerasi kapasitas SDM untuk menyongsong era 4.0.

Rencana PATRI Riau mendirikan Politeknik untuk menguatkan SDM patut didukung, dengan memanfaatkan lahan fasos/fasum yang ada di kawasan transmigrasi yang belum digarap.

Bagi pemkab yang ingin mengajukan program transmigrasi, agar melengkapi persyaratan, sesuai contoh yang telah ada.

Perlu secara periodik dilakukan pertemuan lanjutan bersama untuk melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan tukar informasi. (rilis)