Begini yang Perlu Kita Lakukan Agar Anak Nggak Gampang 'Menghakimi'

Ahad, 10 September 2017

ilustrasi

Jakarta - Ketika melihat orang yang tampilannya berbeda, bisa jadi beberapa orang langsung menghakimi. Merasa diri paling benar dan yang berbeda itu salah. Gimana ya agar kelak anak nggak tumbuh jadi sosok yang gampang menghakimi tampilan luar orang lain dan tetap cinta damai?

"Katakan pada anak bahwa self identity tidak bisa diwakilkan oleh tampilan luar saja. Misal ketika anak melihat ada perempuan berpakaian tomboi atau lelaki yang tampak gemulai, jelaskan bahwa setiap orang ada alasannya jika mereka berpenampilan seperti itu," tutur psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi, saat mengobrol dengan HaiBunda.

Jika menggunakan pendekatan agama, tentu ada hal-hal yang bisa kita sampaikan berdasarkan pandangan masing-masing agama. Tapi jika secara general kita harus jelaskan secara terbuka kepada anak bahwa identitas diri tidak bisa digambarkan dari tampilan luar saja.

"Dari dulu, kita sudah diajarkan bahwa laki-laki harus kuat dan perempuan haruslah mengerjakan pekerjaan perempuan. Misal seperti angkat galon air, rata-rata orang berpikir itu adalah pekerjaan laki-laki tapi sebenarnya perempuan juga bisa melakukan. Kita juga bisa katakan, bahwa secara motorik laki-laki lebih bagus daripada perempuan," sambung Ratih.

Dia menambahkan tidak ada norma umum di masyarakat tentang laki-laki harus tertawa gagah dan perempuan harus lemah gemulai. Juga tidak berarti laki-laki yang klemar-klemer berarti banci. Jika ada yang tampilannya berbeda dari penampilan orang kebanyakan, jangan tunjukkan sikap judgemental kita ya, Bun. Soalnya anak melihat dan meniru apa yang kita lakukan.

Lalu bagaimana jika anak laki-laki kita ingin berambut gondrong seperti tokoh yang dilihatnya di televisi? Perlu dilarang atau dibiarkan? Menurut Ratih, hal itu kembali lagi ke nilai keluarga masing-masing. Sebab boleh tidaknya anak melakukan sesuatu kembali lagi bagaimana pola asuh dan keadaan keluarganya.

"Katakan pada anak jangan menyamaratakan keluarga kita dengan keluarga lain, masing-masing keluarga punya cara didik yang berbeda. Kalau misal kita tidak setuju dengan laki-laki berambut panjang, bisa kita katakan bahwa di keluarga kita tidak ada laki-laki berambut panjang, atau rambut panjang itu bikin gerah atau panas dan merepotkan," papar Ratih.

Untuk setiap hal yang ditanyakan anak, Ratih mewanti-wanti untuk menjelaskan dalam sudut pandang yang netral. Penting banget nih Bun bagi kita untuk tidak menilai sesuatu secara cepat atau hanya menilai dari tampilan luar.

"Karena opini yang orang tua berikan,dapat mempengaruhi cara anak berpikir hingga ia dewasa nanti," imbuhnya. (detik.com)