Berantas Pekat Dikota Bagansiapiapi Formas Perohi Angkat Bicara

Selasa, 05 September 2017

Ketua Formas Rohi, Chairuddin Shakban

BAGANSIAPIAPI, WAWASANRIAU.COM - Forum Peduli Masyarakat Rokan Hilir (Formas Perohi) turut angkat bicara guna menyikapi maraknya penyakit masyarakat (Pekat) dikota Bagansiapiapi yang sudah menjadi buah bibir. Pasalnya, sudah Devisit Anggaran disertai rusaknya mental Masyarakat akibat Pekat di Negeri Seribu Kubah.

"Kita menilai hal ini didorong oleh kedaan ekonomi yang sulit serta dukungan lambanya pemerintah dan aparat hukum untuk bertindak, sehingga terkesan pembiaran. Dalam hal ini Bupati Rohil harusnya tegas, jangan terkesan diam saja, orang sudah teriak-teriak dia malah sunyi sepi. Pekat didaerah kita sudah jadi buah bibir,  kita tidak bisa memberantas namun jika mau minimal kita masih bisa mengerem."kata Ketua formas Perohi, Chairuddin Shakban didampingi Rudiman, Selasa (05/09/2017).

Ia juga memberikan apresiasi pada Majelis ulama indonesia (MUI) Rokan Hilir yang telah membuat pertemuan duduk bersama dengan perwakilan lintas Etnis dan agama serta sejumlah aktifis mahasiswa juga ormas kepemudaan. Inilah salah satu bukti kecil bahwa masih ada Masyarakat Rohil yang peduli dengan kondisi Rohil saat ini.

"Kita paham betul dengan kondisi Rohil yang saat ini mengalami Devisit keuangan, sehingga anak-anak kita saudara kita pakai baju kuning berlambang Rohil tapi tidak bergaji. Diperparah lagi dengan maraknya prostitusi, ada beragam jenis judi, ada Narkoba, semakin hancurlah Negeri yang berjuluk Seribu kubah ini. Jadi siapa yang salah..."kata Chairuddin Shakban yang akrab disapa Wak Kohir.

Kata dia, Pemerintah dan Aparat Hukum dinilai lamban untuk bertindak sehingga sudah tak rahasia umum lagi penyakit masyarakat akan terus tumbuh subur bersama masyarakat. Berkaca pada peristiwa baru -baru ini yang terjadi dikecamatan pasir limau kapas (Palika) bisa jadikan contoh, untuk menutup kegiatan maksiat masyarakat dan tokoh harus sampai demo. Sehingga keberadaan pemerintah dan aparat hukum dipertanyakan ini pun tak terlepas dari pada ketegasan Bupati Rohil.

"Ketidak mampuan Bupati Rohil dalam menyikapi persoalan kondisi yang ada dapat dibuktikan dengan perangkatnya dan berjalan ditempat dalam menyikapi kondisi yang ada contohnya Satpol PP tanpa harus menunggu intruksi Bupati untuk lebih getol melakuan razia dan bukan razia kucing-kucingan. Jangan sampai kita juga nanti menilai di Ibukota kabupaten Rohil menjadi sarang maksiat,"kata Wak Kohir.

Sudah tidak menjadi rahasi umum lagi, kata Wak Koher, bahwa dadu goncang masih jalan prostitusi yang diduga bersarang dihotel dan wisma, salah satu contohnya hotel KENT dan Lucky Star juga  tempat karoke yang ada. Yang lagi tenar sekarang dikota Bagansiapiapi adalah Judi Cap Jie Kie sehari buka Nomor empat (4) kali sehari dan dijual secara Vulgar dibeberapa kedai kopi. Dampaknya masyarakat dibuat berangan-angan jadi jutawan tanpa harus kerja keras.

"Apakah harus kita biarkan saja. Sekali lagi khusus kepada Bupati Rohil kalau mendengarkan suara rakyat maka berbuatlah, tampil bersama rakyat mari kita cari solusi. terutama judi cap jiki dengan vulgar dan terang terangan di jual macam kacang goreng di beberapa kedai kopi."pungkasnya. Menyikapi itu kami juga mendukung Lintas Agama dan Etnis dalam dialog bersama DPRD Rohil yang telah diagendakan mendatang, kami pun akan turut hadir. (red/wrc)