Hutan Mangrove, Daya Tarik Baru bagi Wisatawan di Siak

Rabu, 18 Januari 2017

objek wisata hutan mangrove Siak

SIAK,WAWASANRIAU.COM - Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Siak akhir-akhir ini sedang giat-giatnya mempromosikan berbagai objek wisata yang menarik wisatawan. Tak hanya bangunan-bangunan bersejarah, taman-taman kota, namun kini wisata alam juga semakin dilirik untuk dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Siak.

Kabupaten Siak cukup yang kaya akan hutan mangrove berupaya mengembangkan beberapa area untuk menjadi lokasi wisata, seperti yang sudah banyak dikenal masyarakat yaitu Ekowisata Mangrove Mengkapan. Baru-baru ini muncul lagi satu objek wisata alam yaitu Hutan Mangrove Rawa Mekar Jaya. Kawasan ini berada di Kampung Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, dengan luas sekitar 50 Hektar.

Untuk menuju kawasan Hutan Mangrove ini dapat ditempuh melalui jalur darat, yakni kurang lebih sekitar 3 jam dari Pekanbaru. Kawasan ini mulai didirikan pada awal tahun 2015 oleh Kelompok Pecinta Alam Kampung Mekar Jaya.

Pada awalnya mereka hanya ingin menyelamatkan pohon-pohon bakau yang dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan menebang bakau secara liar. Namun, karena melihat bahwa akar-akar kayu bakau tersebut sangat unik dan menarik serta memiliki potensi untuk dikembangkan, maka muncullah ide untuk mengelola kawasan tersebut menjadi tempat wisata yang dibuka untuk umum.

Untuk masuk ke kawasan ini anda tidak perlu merogoh kantong cukup dalam, hanya perlu membayar biaya parkir sebesar Rp 3.000,- untuk kendaraan roda dua dan Rp 5.000,- untuk kendaraan roda 4 dan ada sudah dapat menikmati suasana teduh dan asri yang masih terjaga serta pepohonan yang memenuhi Rumah Alam Mangrove secara gratis, ditambah jalan kambangan dari papan yang panjangnya sekitar 500 meter.

Di dalam kawasan ini disediakan berbagai fasilitas yang dapat memanjakan pengunjung yang ingin melepas penat dari hiruk pikuknya suasana kerja. Selain suasana teduhnya pohon-pohon bakau, di sana juga terdapat rumah-rumah pohon untuk para pengunjung beristirahat melepas penat.

Bagi para pengunjung yang hobi memancing, dapat duduk bersantai di jembatan yang sudah disediakan di tepi sungai yang tentunya masih alami sehingga masih banyak ikan dan udang galah dan hasil pancingan tersebut dapat dibawa pulang secara gratis. Selain untuk berwisata menikmati keindahan alam, di kawasan ini juga dapat dijadikan sebagai wisata edukasi dimana anak-anak, pelajar atau mahasiswa yang cinta lingkungan dapat belajar tentang pembibitan dan penanaman mangrove yang dikelola oleh Kelompok Rumah Alam Mangrove.

Kelompok Rumah Alam Mangrove telah melakukan berbagai upaya dalam pemanfaatan Ekositem Mangrove dengan pendekatan edukasi, wisata serta ekonomi kreatif berbasiskan masyarakat.

Selain mengenalkan hutan mangrove, sebagaimana dilansir dumaisatu.com, juga telah disiapkan berbagai hasil olahan dari pohon mangrove dan hasil alam lainnya seperti sirup, dodol, selai dari buah-buahan pohon mangrove jenis berembang dan anyaman tikar dan atap rumah dari daun nipah.

Jadi untuk wisatawan yang datang dari jauh-jauh ke kawasan ini bisa membawa oleh-oleh dengan harga yang sangat terjangkau. Kegiatan penyelamatan ekosistem mangrove ini tentunya banyak sekali pengaruh serta manfaat untuk ekonomi dan kelestarian ekosistem bagi masyarakat yang berada di lingkungan mangrove. (wrc/syf)