MENU TUTUP

Bupati Rohil Hadiri Haul ke 47 Pendiri tariqat Naqsabandiyah Syekh Abdul Wahid

Rabu, 14 Oktober 2015 | 17:23:48 WIB
Bupati Rohil Hadiri Haul ke 47 Pendiri tariqat Naqsabandiyah Syekh Abdul Wahid Penampakan Bupati Suyatno dilokasi acara Haul ke 47 Pendiri tariqat Naqsabandiyah Syekh Abdul Wahid

BAGANSIAPIAPI,Wawasanriu.com - Bupati Rokan Hilir (Rohil), Riau, Suyatno, A.Mp menghadiri haul (peringatan wafat) ke-47 pendiri tariqat Naqsabandiyah Syekh Abdul Wahid di masjid Innayah yang terletak di Kepenghuluan Rantau Panjang Kiri, Kecamatan Kubu, Rabu (14/10/2015).

Kegiatan haul kali ini dihadiri 300 jemaah yang tidak hanya berasal dari kabupaten kota di Riau, tapi juga dari mancanegara seperti Malaysia dan Singapura.

"Kita selaku pemerintah sangat terbantu dengan berdirinya rumah suluk Naqsabandiyah, sebab kita bisa memperingati tahun baru Islam di sini dan berkumpul bersama saudara kita dari saentaro negeri," ujar Suyatno kepada wartawan usai acara.

Suyatno mengajak seluruh masyarakat untuk mengintropeksi diri, supaya di tahun yang baru bisa menjadi lebih baik.

Sebagai wujud dukungannya terhadap rumah suluk, Suyatno memberikan bantuan pribadi. Tidak hanya itu, sebagai kepala daerah ia menganggarkan dana Rp1 Miliar pada APBD untuk pembangunan kompleks rumah suluk.

"Kita harus mengubah sikap dan mental kita. Semoga haul ini akan membawa berkah kepada kita semua. Mari sama sama berjuang untuk Rohil yg kita cintai ini," ujar Suyatno.

Sementara, tuan guru suluk Khalifah Zulfikar mengatakan, kedatangan Bupati adalah untuk yang kedua kalinya. Peran serta pemerintah sangat diharapkan mengingat jemaah suluk rata rata berumur 50 hingga 80 tahun. Selama ini, pengelola membangun rumah suluk secara swadaya.

"Kita sangat membutuhkan air bersih dan ruangan untuk jemaah suluk lelaki dan perempuan," Katanya. Ia berjanji akan menggunakan bantuan yang diberikan Suyatno untuk kepentingan masyarakat.

Di kesempatan haul kali ini, Tuan Guru Kalifah H. Zulfikar yang merupakan cucu dari tuan Syekh Abdul Majid yang merupakan keturunan ke lima pengelola rumah suluk, mengangkat khalifah sebanyak 7 orang untuk memimpin tempat persulukan di wilayah Kubu.

Selama prosesi haul berlangsung, para jamaah ini melaksanakan suluk 20 hari yang dibagi 10 hari di rumah suluk Parit Kabe, Sungai Majo dan dilanjutkan 10 hari di Rantau Panjang Kiri.

Puncaknya, seluruh jemaah melaksanakan ratib tegak selama tiga hari berturut turut, khatam Al Quran 90 khatam dan kegiatan berzanji, marhaban serta Qasidah. Jemaah suluk juga membuat kegiatan amal dengan melaksanakan khitan massal untuk anak kurang mampu sebanyak 60 orang.

Untuk diketahui, Syekh Abdul Wahid merupakan keturunan Syekh Abdul Wahab Rokan Al Khalidy Nasabandy.

Menurut penuturan beberapa saksi sejarah, semasa hidupnya, Syekh Abdul Wahid lahir pada tahun 1899 M di perkampungan Tarikat Naqsabandiyah Langkat Sumut, seorang yang taat beragama, alim lagi cerdik pandai.

Beliau diutus mengembangkan ilmu tariqat ke daerah Rokan, Kubu, Kualuh hingga ke pesisir Pulau Sumatera. Pada saat umur 8 tahun, beliau diajak orang tua menunaikan haji ke tanah suci dan menuntut ilmu disana selama 7 tahun.

Dengan mengusai bahasa arab dan ibrani, beliau mengembangkan ilmu Qiraat Al Quran. Pada thn 1935 M, sultan Siak Sri Indrapura, mengangkat beliau menjadi mufti dikerajaan siak yg memiliki 12 daerah jajahan.

Banyak peristiwa aneh semasa hidupnya misalnya semasa pemerinthan jepang (Nippon), beliau pernah dipenjara untuk dihukum mati. Namun seketika kunci tahanan hilang, maka beliau tidak jadi dibawa ke Bukit tinggi.

Di Bagansiapiapi beliau juga pernah ditahan dan sewaktu beliau ditahan, seketika turun hujan yg cukup lebat. Dan bahkan hampir menenggelamkan kota. Akhirnya beliau dilepaskan dari tahanan dan hujan pun reda seketika.

Di Tanjung Mesjid Kubu, beliau pernah menanam bambu (buluh besar) dimana sewaktu ditanam berwarna kuning, akan tetapi setelah besar warnanya berubah putih. Ketika itu banyak orang yang salah memasang niat terhadap bambu tersebut sehingga akhirnya beliau memusanahkannya.

Di kampung baru, menurut cerita dari para sahabat beliau, pernah kehabisan makanan sedang uang tidak ada sama sekali, maka beliau menyuruh sahabatnya untuk mengeruk kantong dari saku baju beliau. Alangkah terkejutnya sahabat beliau setelah mendapati sejumlah uang dalam keadaan basah.

Beliau wafat pada hari Rabu tanggal 18 Maret 1969 M bertepatan dengan 1 Muharram 1369 hijriyah sekira pukul 10:15 Wib pagi. Beliau meninggalkan Zuriyat, murid dan jemaah untuk selama lamanya.(mi/adv/pemkab)

Berita Terkait

Sampaikan Aspirasi, Anggota Legislatif Darwis Syam Temui Bupati

Ketua Umum Dekranasda Kab. Kampar Lakukan Pembinaan Kepada Pengrajin Tenun Songket Kampar.

150 Petugas DLH Rohil Bersihkan Abu Sisa Dupa Bakar Tongkang

Akhirnya Rombongan Rakornis Pariwisata Se-Riau Jejakan Kaki di Pulau Jemur

LUAR BIASA... Peluang Anak Daerah Jadi Polisi Terbuka Lebar

TULIS KOMENTAR
TERPOPULER +
1

Raih Berkah Ramadhan, KONI Rohil Bagikan 500 Paket Takjil dan Buka Puasa Bersama

2

Tim Studi Kebidanan Univrab dan KPRS RSIA Zainab Lakukan Penyuluhan ASI Eksklusif di Posyandu Jalina

3

Kominfotiks Rohil Gelar Pertemuan Dengan Puluhan Organisasi Pers, Ini Yang Dibahas

4

Bupati Rohil Salurkan Bantuan Operasional Masjid Mujahidin Sungai Nyamuk

5

Bupati Rohil Serahkan Bantuan Operasional 3 Rumah Ibadah dan Klaim BPJS

6

DPD PPPI Provinsi Riau Lakukan Audiensi Dengan Pj Walikota Pekanbaru

7

Upaya Pemkab Kampar Tekan Angka Inflasi, Gelar Operasi Pasar Murah Di Bawah Harga Pasar.

8

Raih Piala Adipura, Pemkab Rohil Akan Adakan Kirab Piala Adipura Keliling Kota Bagansiapiapi

9

Cegah kerusakan ekosistim mangrove, Komisi IV DPR propinsi Riau tanggapi laporan

10

Pemkab Kampar Ikuti Rakor Perkembangan Penyelesaian Aset Bermasalah Tahun 2024 di Provinsi Riau