Kembalikan Kejayaan Islam di Masa Kerajaan Siak

Bupati Syamsuar Bangun 26 Pondok Pesantren

Stand Bazar Pemkab Siak tampak megah pada pelaksanaan MTQ Riau di Siak beberapa waktu lalu. Kegiatan MTQ ini diharapkan dapat mensyiarkan kembali agama Islam di Riau, khususnya Kabupaten Siak. (foto:donald).

SIAK SRI INDRAPURA,WAWASANRIAU.COM - Pengembangan pendidikan keagamaan yang meliputi infrastruktur dan mental spritual merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan sumber daya manusia. Hal itu merupakan ikhtiar pemerintah daerah bersama instansi terkait serta masyarakat untuk menghidupkan kembali peranan Kabupaten Siak yang berjuluk Negeri Istana.

"Sebagaimana kita maklumi, Siak pernah menjadi pusat pendidikan agama Islam di masa kerajaan Siak di kawasan semenanjung melayu sebelum Indonesia merdeka. 26 pesantren yang sudah kita bangun selama 4 tahun terakhir di 14 kecamatan, bukti nyata keseriusan pemerintah daerah untuk mengembalikan kejayaan Islam di Negeri Istana," kata Bupati Siak, H Syamsuar, Jumat (4/12/2015).

Bersama Kantor Kementerian Agama Kabupaten Siak, lanjut Bupati, dilakukan pembinaan guna mewujudkan desa sakinah dan gerakan 1.000 Tahfizh Quran di 26 pondok pesantren, dengan jumlah santri sebanyak 3.326 orang.

"Pemkab Siak juga telah mengirim 9 putra-putri daerah untuk belajar ke Quran Centre di Batam, 28 orang ke Pondok Pesantren Tebu Ireng di Jawa Timur dan 10 orang ke Pondok Pesantren di Jawa Barat," jelas Bupati.

Kemudiaan, sebanyak 20 pondok pesantren dengan jumlah 1.178 santri telah berhasil melaksanakan program tahfizh. Capaian santri tahfizul quran 526 orang santri telah menguasai tahfizh 1 juz, 68 orang hafal 5 juz, 34 orang hafal 10 juz, 7 santri menguasai 20 juz, serta 543 santri yang hafal Alquran juz 30.

Selain itu, Kabupaten Siak juga sudah memperkenalkan pendidikan agama Islam kepada peserta didik usia Sekolah Dasar melalui Peraturan Daerah (Perda) wajib MDTA, program pemberian beasiswa ke berbagai pesantren dan universitas terkemuka di dalam maupun luar negeri. Kemudian, program tahfidz dan kaderisasi imam mesjid, bekerjasama dengan Kementerian Agama dalam pendirian MAN IC, Pendirian Pondok Pesantren Tahfiz dan rumah tahfiz, pendirian pesantren, MI, MTS dan MA, serta menjadikan pendidikan kebudayaan Melayu yang sarat dengan nilai keislaman, menjadi mata pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah.

Selain itu, pemerintah daerah juga tengah giat mengkampanyekan beberapa program yang syiar dan dakwah di tengah masyarakat, diantaranya Musabaqah Tilawatil Quran dan Musabaqah Tilawatil Qutub secara berjenjang, program magrib mengaji, wirid dan kajian Islam, bimtek terhadap pengurus masjid, gerakan masyarakat Siak berzakat, zikir akbar dan gerakan Siak bersholawat, serta melaksanakan kegiatan Ghatib Beghanyut yang melibatkan masyarakat serta jamaah dari dalam dan luar daerah.

"Semua program keagamaan yang sudah kita laksanakan selama ini akan terus ditingkatkan di masa yang akan datang. Tentukan dukungan dari semua pihak sangat kita butuhkan agar kejayaan agama Islam kembali bersinir di Negeri Istana ini," tutup Syamsuar.(red/grc)


[Ikuti Wawasanriau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar