Nasional

Jadi Saksi Pertemuan Jokowi-Prabowo, Ini Sejarah MRT Jakarta

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih kereta moda raya terpadu (MRT) sebagai tempat bertemu dengan Prabowo Subianto. Pertemuan ini menjadi penyejuk antara kedua kubu pendukung lantaran menjadi pertemuan pertama sejak kontestasi Pilpres berakhir beberapa waktu lalu.

MRT disebut menjadi pilihan kedua kontestan Pilpres 2019 tersebut lantaran lokasinya netral dan menjadi simbol menuju Indonesia yang maju. Metro pertama di Indonesia tersebut kini semakin banyak dikenal oleh masyarakat.

Tak salah memang memilih MRT menjadi tempat pertemuan dua tokoh bangsa tersebut. 'Ular besi modern' tersebut mempunyai sejarah panjang dalam menuju peradaban yang lebih maju seperti yang kita rasakan saat ini.

Mengutip jakartamrt.co.id, Sabtu (13/7/2019), proyek infrastruktur ini tercatat sudah digagas sejak Orde Baru yakni tahun 1985. Ada lebih dari 25 studi subjek umum dan khusus yang telah dilakukan terkait dengan kemungkinan sistem MRT di Jakarta.

Tapi, proyek ini tak kunjung jalan. Krisis ekonomi dan politik yang terjadi antara rentang tahun 1997-1999 ditengarai sebagai salah satu sebab proyek ini jalan di tempat.

Pada November 2006, persetujuan pembiayaan proyek MRT ditandatangani hingga akhirnya badan usahanya, PT MRT Jakarta dibentuk pada Juni 2008.

Pada 28 November 2006 penandatanganan persetujuan pembiayaan Proyek MRT Jakarta dilakukan oleh Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar. JBIC pun mendesain dan memberikan rekomendasi studi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

JBIC kemudian merger dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). JICA bertindak sebagai tim penilai dari JBIC selaku pemberi pinjaman. 

Dalam jadwal yang dibuat JICA dan MRT Jakarta, desain teknis dan pengadaan lahan dilakukan pada tahun 2008-2009, tender konstruksi dan tender peralatan elektrik serta mekanik pada tahun 2009-2010, sementara pekerjaan konstruksi dimulai pada tahun 2010-2014. Uji coba operasional rencananya dimulai pada tahun 2014. Namun, jadwal tersebut tidak terpenuhi.

Pada 26 April 2012, titik terang pembangunan MRT muncul. Gubernur DKI Jakarta saat itu Fauzi Bowo meresmikan pencanangan persiapan pembangunan MRT di Stadion Lebak Bulus, Jakarta. 

Pembangunan MRT kemudian dilanjutkan gubernur DKI selanjutnya, Jokowi. Jokowi saat itu menyebut proyek MRT masuk sebagai salah satu prioritas dalam anggaran Jakarta tahun 2013. Peletakan batu pertama atau groundbreaking pun dilakukan kembali pada Oktober 2013. 

Proyek MRT Jakarta akhirnya dimulai dengan pembangunan jalur MRT Fase I sepanjang 16 kilometer (km) dari Terminal Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia yang memiliki 13 stasiun dan 1 Depo. Proyek fase I dibangun selama enam tahun hingga akhirnya beroperasi secara komersial untuk pertama kalinya pada akhir Maret 2019 lalu.

Pembangunan jalur MRT Fase I pun menjadi awal sejarah pengembangan jaringan terpadu dari sistem MRT yang merupakan bagian dari sistem transportasi massal DKI Jakarta pada masa yang akan datang. Pengembangan selanjutnya bakal meneruskan jalur Sudirman atau Bundaran HI menuju Ancol (jalur Utara-Selatan) serta pengembangan jalur Timur-Barat hingga loop line mengelilingi Jakarta.

Pelaksanaan pembangunan MRT melibatkan beberapa instansi, baik pada tingkatan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan PT MRT Jakarta sendiri. Oleh karena itu, dokumen anggaran yang diperlukan juga melibatkan lembaga-lembaga tersebut dengan nama program dan kegiatan berbeda namun dengan satu keluaran yang sama, pembangunan MRT Jakarta.(detik.com) 


[Ikuti Wawasanriau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar