Nasional

Jokowi Tegur Jonan & Rini soal Impor Migas, Ini Kata JK

Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menegur Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno dalam sidang kabinet paripurna di Istana Bogor, Senin (8/7/2019). Teguran ini lantaran impor minyak dan gas (migas) tinggi sehingga memicu defisit neraca dagang

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang hadir dalam sidang kabinet tersebut menjelaskan maksud teguran tersebut

"Ya harus positif, bukan defisit, harus surplus. Surplus itu artinya ekspor harus lebih tinggi daripada impor itu. Tapi kalau kita lihat, kenapa lebih banyak impornya daripada ekspornya. Karena konsumsi makin naik, penduduk makin naik, mobil makin naik, kemudian juga bukan hanya defisit, subsidinya makin banyak," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (10/7/2019).

"Jadi ya tentu presiden minta jadi agar para menteri berusaha jangan mau impor yang banyak. Kalau tidak mau impor banyak maka produksi migas kita harus naikkan," sambung JK.


JK menilai Pertamina mempunyai tanggung jawab mempercepat pembangunan kilang minyak untuk mengurangi impor, apalagi Indonesia sudah 25 tahun tidak membangun kilang minyak.

"Kita sudah 25 tahun tidak membangun kilang, itu tanggung jawab Pertamina. Karena itu baru mulai dibangun sekarang di Balikpapan dan di Cilacap. Tapi tetap ada masalahnya yang tidak selesai. Karena itu perlu Pertamina cepat menyelesaikan itu dan (menteri) ESDM," ucapnya.

Sebelumnya, Jokowi menyinggung tingginya impor migas (minyak dan gas). Jokowi menegur Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno terkait hal ini.

Dalam sidang kabinet paripurna, Jokowi awalnya menyinggung menurunnya ekspor secara year of year sebesar 8,6% dan impor turun sebesar 9,2%.

"Ekspor Januari sampai Mei 2019 year on year turun 8,6. Impor Januari-Mei juga turun 9,2. Hati-hati terhadap ini, artinya neraca perdagangan kita Januari-Mei ada defisit US$ 2,14 miliar," kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (8/7).

Oleh sebabnya, negara mengalami defisit neraca perdagangan sebesar US$ 2,4 miliar. Kemudian berkaitan dengan impor sektor migas, Jokowi meminta Jonan dan Rini berhati-hati.

"Coba dicermati angka-angka ini dari mana kenapa impor jadi sangat tinggi? Kalau didetailkan lagi migas-nya ini naiknya gede sekali. Hati-hati di migas, Pak Menteri ESDM yang berkaitan dengan ini, Bu Menteri BUMN yang berkaitan dengan ini, karena rate-nya yang paling banyak ada di situ," papar Jokowi.(detik.com) 

 

 


[Ikuti Wawasanriau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar