Hukrim

Jurnalis Ditembak Mati di Tengah Maraknya Kasus Narkotika

Poto Ilustrasi Penembakan

Jakarta (WAWASANRIAU)  --Jurnalis Meksiko Santiago Barroso ditembak mati di rumahnya. Dugaan pembunuhan terhadap Barroso menambah panjang daftar pekerja media yang menjadi korban kejahatan kekerasan di Meksiko.

Mengutip Reuters, Minggu (17/3), otoritas setempat menyebut bahwa Barroso menjadi wartawan ketiga pada tahun ini yang diduga dibunuh atau lebih dari 100 awak media dalam tujuh tahun terakhir di Meksiko.

Dugaan pembunuhan menguat seiring dengan maraknya kejahatan kekerasan di wilayah setempat yang disertai dengan kartel narkotika dan korupsi politik. 

"Saya menyesalkan serangan pengecut di mana Barroso terbunuh," kata Gubernur San Luis Rio Colorado Santos Gonzales. 

Seperti dilansir AFP, Juru Bicara Kepresidenan Meksiko Jesus Ramirez menyuarakan kemarahan atas serangan terhadap kebebasan berbicara ini. 

Barroso (47 tahun) ditembak di rumahnya pada Jumat (15/3) malam. Ia sempat dilarikan ke rumah sakit sebelum dinyatakan meninggal dunia. Hal itu dikonfirmasi Contrasena, mingguan online tempat Barroso bekerja. 

"Dua penyerang tak dikenal tiba di rumah Barroso dan mengetuk pintu rumah itu. Ketika dibuka, ia langsung ditembak tiga kali," tutur Barroso sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. 

Media lokal melaporkan Barroso sebelumnya sedang mengerjakan cerita perdagangan narkotika di kotanya.

Pada 9 Februari lalu, seorang jurnalis radio juga ditembak mati di negara bagian Tabasco, bagian timur Kota Meksiko, setelah seorang direktur komunitas stasiun radio juga terbunuh di negara bagian utara Baja California Sur pada awal tahun. 

Kasus Barroso muncul setelah Reporters Without Borders (RSF) yang berbasis di Paris pada Selasa ini mengatakan telah meminta Pengadilan Kriminal Internasional menyelidiki pembunuhan 102 wartawan Meksiko dari 2012 hingga 2018. Kasus ini disebut sebagai kejahatan kemanusiaan.

Kelompok pengawas menempatkan Meksiko sebagai salah satu negara paling mematikan di dunia bagi wartawan, setelah Afghanistan dan Suriah yang dilanda perang. 
Sebagian besar pelaku pembunuhan tidak dihukum, sama seperti 90 persen kejahatan kekerasan di Meksiko selama ini.

Perwakilan Meksiko pada Komisi Tinggi PBB untuk HAM Jan Jarab mengutuk pembunuhan Barroso dan menyatakan hal ini merupakan pesan jelas yang dikirimkan kepada pegiat jurnalisme. RSF menyerukan investigasi mendalam atas pembunuhan terbaru ini.

Sumber : CNN Indonesia


[Ikuti Wawasanriau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar