Akibat Kabut Asap Kiriman

Semakin Bertambah Jumlah Warga Pelalawan Terkena ISPA

Tampak suasana Pagi Hari kota pangkalan kerinci diselimuti kabut asap yang tebal

PELALAWAN, Wawasanriau.com - Efek kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) di beberapa Kabupaten/ Kota di Riau khususnya kabupaten Pelalawan memberikan gangguan kesehatan terhadap warga. Hal itu diungkapkan pihak Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan pada wawasanriau.com Selasa (8/9/15).

Bahkan di sejumlah dua belas Kecamatan yang ada di Kabupaten itu banyak ditemukan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan berbagai peyakit lainnya akibat kabut asap seperti iritasi kulit, iritasi mata, asma dan pneumonia terus berdatangan ke puskesmas maupun klinik kesehatan.

Dari data  yang di upadete Dinas Kesehatan Pemkab Pelalawan, dari berbagai 12 kecamatan, dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 7 September 2015 jumlah penderita  ISPA berjumlah 394 kasus, Iritasi kulit 23 kasus, iritasi mata 36 kasus, asma kasus 20 dan Pneumonia 2 kasus.  Dan ke 13 Puskesmas yang ada diseluruh di Pelalawan sudah melayani masyarakat dengan waktu 24 jam.

"Jumlah ini memang akan bartambah jika kabut asap tersebut masih berlanjut. Namun, kita tetap akan melakukan sosialisasi untuk pencegahan penyebaran ISPA. Selain itu, kita juga melakukan kerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) juga untuk memantau. Kalau sekarang kondisi Indeks Standar Pencemaran Udara masih berbahaya, yaitu antara 572. Sehingga untuk penderita ISPA dari kehari makin bartambah,"ujar Kepala Dinkes melalui Kepala Bidang P2PL, Drs Khairul APT, saat ditemui dirungan kerjanya.

Lanjutnya, Pihaknya juga sudah melakukan langkah pencegahan dengan membuat surat edaran kecamatan  dan kepala desa agar mengurangi aktifitas diluar rumah apabila tidak ada kerluan mendesak  dan himbauan .

"Ya, seperti sosialisasi gangguan ISPA dan pencernaan, meningkatkan upaya pencegahan melalui hidup sehat dan ketika batuk, penggunaan masker  yang kita  beri  secara gratis agar pemakaian jangan sampai  melebih tiga hari, dan bila sampai tiga hari harus dibuang,  dan kita mengharpakan pada masyarakat membuat masker sendiri dengan bahan kain atau handuk  . kalu bias masker tersebut dibasahi agar masker tersebut  lembab  agar pertikel-tikel alus asap itu tertahan atau tersaring dan bila perlu dicuci setiap harinya agar steril."katanya.

Tambahnya lagi, Dan untuk masker yang bagikan pihak Diskes sudah lima ribuan maser diberikan diseluruh 12 kecamatan yang ada di kabupaten Pelalawan, masker yang diberikan sifatnya sementara apa lagi pihaknya tidak tau kabut asap kapan hilangnya.

"Setiap harinya  memang ada keluhan ISPA,  jumlahnya meningkat, namun tidak melonjak jauh. Memang karena faktor cuaca dan debu. Kebanyakan orang dewasa yang sering beraktivitas diluar rumah. Penyakit yang diderita seperti batuk, sakit menelan dan pemicu penyakit asma,"ungkapnya.

Sementara ini masih diyakini bahwa kabut asap di Pelalawan makin parah diakibatkan oleh banyaknya Karhutlah kerap terjadi setiap hari.

Terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan saat dikonfirmasi melalui telpon seluler oleh Kabid Penanggulangan bencana dan Pemerarti lingkungan, Lidi yani dikatakan bahwa untuk titik panas dan titik api melalui Hotspot di provinsi Riau yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota nihil. "Untuk titik panas Kabupaten Pelalawan Nihil, tapi jika dilihat dengan banyaknya kabut asap di Pelalawan sehingga diperkirakan jarak padangnya berkisar 200 meter mungkin asap kiriman Kabupaten lain atau Provinsi tetangga," Ujar Lidi yani. ***(adi)


[Ikuti Wawasanriau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar