Nasional

Thailand Kena Kartu Kuning, Austria Tambah Impor Ikan dari RI

Iin Yumiyanti

 Wina - Pengusaha Austria berkomitmen akan menambah impor ikan dari Indonesia. Komitmen disampaikan setelah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta mereka untuk mengimpor langsung ikan dari Indonesia bukan dari Thailand yang sedang kena kartu kuning dari Uni Eropa.

"Tahun ini dia (Austria) sudah membeli 25 kontainer ikan dari Indonesia, dan dia akan ambil lebih banyak lagi," kata Susi di Hotel Park Hyatt, Wina, Austria, Rabu (27/9/2017).

Di Wina, Susi menjadi salah satu pembicara kunci simposium internasional tentang kejahatan di bidang perikanan. Di sela-sela simposium, Susi melakukan pertemuan dengan pengusaha Austria dan pejabat kepala dagang Austria, yakni, CEO Glatz GMBH & CO KG M Karl Kuhn.

Glatz merupakan perusahaan produser dan distributor produk pertanian, produk makanan kering dan kaleng dan produk seafood.

Kemudian CEO SMP Aviation Manfred Scheiring. Perusahaan ini merupakan penyedia jasa peralatan dan aplikasi untuk keamanan, antara lain untuk keperluan pengamanan laut dan fisheries monitoring.

Wakil CEO Britmedia GmbH, Manfred Brandner, yang perusahaannya merupakan penyedia jasa e-government, penyedia jasa peneliti bidang pengembangan dan pelatihan vokasi bidang maritime dan terlibat aktif dalam proyek Maritime Vocational Training Centers.

CEO Simsol Mr Martin Putschek. Ini merupakan perusahaan penyedia instalasi dan operasi pembangkit listrik tenaga surya yang dapat diletakkan di permukaan air kapasitas 100 MW (floating solar system). Cocok untuk pulau-pulau terpencil.

Marketing manager Transagent-Lehag Urike Strobl, produser dan distributor produk pertanian, produk makanan (kering dan kaleng) dan seafood product.

CEO Frequentis AG Khashayar Saravandi-Rad. Perusahaan ini bergerak di bidang communication system developer antara lain untuk keselamatan dan keamanan maritim dan lingkungan. Juga Robert Luck dari Kamar Dagang Austria, bagian perdagangan luar negeri, Asia Tenggara.

Susi menjelaskan, para pengusaha Austria sebelumnya mengimpor ikan dari Thailand. Tapi karena produk perikanan Thailand sedang mendapat peringatan kartu kuning dari Uni Eropa, maka saat ini jadi kesempatan bagi Austria untuk mengimpor ikan langsung dari Indonesia.

"Saya bilang ya memang Anda harus ke Indonesia," kata Susi.

"Thailand saat ini sedang urus kartu kuningnya supaya hijau kembali, saya bilang kalau pun nanti hijau, ikannya juga mereka tidak punya. Jadi percuma," tambahnya.

Menurut kantor statistic Austrai, perdagangan Indonesia-Austria dalam 3 tahun terakhir menunjukkan ekspor produk Indonesia ke Austria cenderung naik. Pada 2014, mencapai 216.561 juta Euro, naik 12,2 % yoy. Pada 2015, 230.871 juta Euro atau naik,5,6% yoy. Dan Pada 2016, mencapai 250,50 juta euro atau naik 8,5% yoy. surplus Indonesia sebesar 16 juta euro.

Komoditi ekspor utama Indonesia ke Austria adalah aneka produk jadi, sparepart mesin dan kendaraan bermotor, furniture dan kerajinan tangan serta bahan mentah. Sebaliknya komoditi unggulan Austria yang diimpor oleh Indonesia sebagian besar merupakan produk manufaktur yang menggunakan teknologi tinggi seperti mesin dan suku cadang kendaraan eletronik, produk olahan dan produk kimia.

Nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Austria untuk tahun 2016 mencapai nilai 190 ribu Euro. Sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 241 ribu euro.

Produk perikanan Indonesia yang masuk ke Austria antara lain: ikan beku segar, udang beku segar dan ikan hias.

Total impor produk ikan Austria tahun 2016 sebesar 320,6 juta Euro. Impor terbesar berasal dari Jerman yang mencapai hampir 50% dari total impor Austria. Indonesia masih berada di peringkat ke-23 atau hanya 0,06% dari total impor Austria. (iy/dna)

sumber: detik.com
 


[Ikuti Wawasanriau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar