Hukrim

Mau Serang Polisi Pakai Golok, Dua Terduga Teroris Ditembak Mati

ilustrasi
JAKARTA - Dua dari empat terduga teroris yang ditembak mati Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian berencana menyerang pos polisi bunder Purwakarta, Jawa Barat saat malam Tahun Baru 2017.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan, kelompok ini sudah melakukan survei beberapa lokasi yang akan dijadikan sasaran.

Setelah survei, kata dia, kelompok ini memutuskan untuk menyerang polisi yang berjaga di pos bunder.

Pertimbangnnya, karena pengamanan di pos polisi lebih lengang dibanding kepolisian sektor maupun kepolisian resor.

"Tindakannya akan dilakukan pada malam tahun baru," kata Rikwanto di Mabes Polri, Senin (26/12).

Rikwanto menjelaskan, dua orang dari mereka akan melakukan penyerangan kepada polisi menggunakan senjata tajam.

Dua pelaku lainnya mengawasi dan siap membawa kedua rekannya beraksi melarikan diri.

Berkat kejelian Densus, rencana mereka berhasil digagalkan. Densus sudah mengikuti kelompok ini sejak dari Bandung. Mereka sempat indekos di Bandung.

Namun, warga di sekitar merasa curiga dan mereka berpindah tempat. Karena itu Densus sempat kehilangan jejak.

"Saat ditangkap terjadi pergumulan antara petugas dan terduga pelaku," kata Rikwanto.

Dari pengembangan penyelidikan, diketahui ada dua terduga lain yakni Abu Faiz dan Abu Sofi di rumah terapung waduk Jatiluhur.

Mereka berada di rumah terapung sejak 20 Desember 2016. Karena penampilan lusuh, pemilik kontrakan tidak memungut bayar.

Kedua pelaku juga mencoba melawan. Rikwanto mengatakan, Abu Faiz pertama keluar mengacungkan golok.

Abu Sofi mencoba bersembunyi di bawah rumah terapung. Namun, kemudian Abu Sofi naik dan memberikan perlawanan.

Polisi sudah memberikan lima tembakan peringatan agar mereka menyerah. Namun tidak digubris.

"Dua akan ditangkap melakukan perlawanan sehingga terpaksa dilakukan tindakan tegas dan meninggal dunia," katanya.

Di rumah terapung itu polisi juga menemukan sebuah pesan tulisan tangan. Rikwanto mengatakan surat tulisan tangan ini merupakan perintah dari Abu Faiz untuk siap melakukan aksi menyerang polisi di malam Tahun Baru.

"Catatan tulisan tangan ini penting untuk pengembangan," tegasnya.(jpnn)

 


[Ikuti Wawasanriau.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar