Dok Kapal Bagansiapiapi Terancam Tutup, Ribuan Buruh Bakal Ngangur

Sabtu, 08 September 2018

Lokasi galangan kapal (Dok) dibagansiapiapi

BAGANSIAPIAPI - Usaha galangan kapal kayu (Dok, red)  dikota Bagansiapiapi Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) Provinsi Riau terancam tutup. Ribuan pekerja merasa dihantui ketakutan karena belum siap menjalani hidup dengan status pengangguran. 

Demikian hal itu disampaikan salah satu warga Kelurahan Baganbarat, Riana. Selaku istri dari pekerja buruh harian lepas disalah satu Dok kapal saat diwawancara awak media, Sabtu (08/09/2018).

"Dengan kehilangan pekrjaan maka tidak ada lagi sumber penghasilan keluarga kami. Kami mau makan apa kalau dok ditutup pak, "kata dia. 

Diketahui dok kapal di Rohil sejumlah lebih kurang 20 buah dengan rata-rata pekerja puluhan orang.  Jika tutup maka secara otomatis menciptakan pengangguran besar besaran akan diprediksikan tingginya tingkat kriminal didaerah.

Baru -baru ini Tim Dirkrimsus Polda Riau melakukan penggerebakan disalah satu dok kapal kayu yang ada di Rohil. Atas peristiwa tersebut ribuan keluarga yang bergantung hidup disitu merasa khawatir. 

Pasalnya, dizaman sekarang yang sedang dilanda sulitnya mendapatkan penghasilan, ditambah lagi dengan minimnya lapangan pekerjaan sudah jelas akan menambah carut marutnya keadaan diaderah.

Keresahan ini semakin jelas dan tampak nyata ketika awak media menelusuri kehidupan para buruh lepas Dok kapal kayu tersebut. Tampak raut wajah sedih dimuka para istri dan emak -emak. 

Kerutan diwajahnya seakan mengisyaratkan permohonan belas kasihan dari para pemangku jabatan terutama pemerintah daerah akan nasib yang bakal menerpa kaumnya. Kaum buruh, kaum tanpa jaminan masa depan. 

"Sekarang ini kami merasa kuatir kalau dok tempat suami kami tutup, dimana suami kami mau berkerja lagi, apa yang mau kami makan, untuk biaya menyengolahkan anak-anak." ungkap Riana seraya meneteskan air mata.

Dijelaskan lagi, yang bergantung hidup di galangan kapal sangat banyak, termasuk para ibu- ibu dan para janda. Biasanya mereka para ibu -ibu dan janda janda mengais rezeki dengan berjualan makanan dan minuman dilokasi galangan kapal. Hasilnya cukup untuk kebutuhan menyambung hidup. 

"Kalau tak berjualan bagaimana anak -anak mau sekolah, anaknya anak yatim ini harusnya dapat perhatian dari pemerintah. Pemerintah tolong lah pikirkan nasib kami ini, " ujar salah satu ibu -ibu janda dilokasi dok kapal saat ditemui. 

Riyana menuturkan, sejak galangan kapal tempat suaminya berkerja di gerebek petugas ia mengaku tidak bisa tidur memikirnya, dimana suaminya mau berkerja lagi nantinya. 

"Sejak tadi malam, sumpah saya tak bisa tidur, kalau suami kami tak kerja mau makan apa kami, bagaimana kami mau menyegolahkan anak-anak kami. Tolong lah diperhatikan nasib kami ini, kami numpang hidup di dok ini," harapnya. 

Terpisah, persoalan nasib usaha galangan kapal didaerah, Pemerintah Rohil sudah berupaya untuk mencarikan solusi agar usaha galangan kapal terus berjalan. 

Hal itu juga pernah disampaikan Bupati Rohil, H Suyatno, secara langsung kepada Kapolda Riau, kala itu masih dijabat oleh Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan saat melakukan kunjungan ke Daerah. 

Bupati Suyatno menyampaikan bahwa pengusaha galangan kapal terancam gulung tikar, oleh sebab susahnya mendapatkan bahan baku. Bahan baku harus didatangkan dari luar Provinsi Riau dengan harga yang tidak murah. 

Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan menaggapi, bahkan ia mengaku didaerah ini ada Perusahaan yang sedang beroperasi dan bisa dijadikan solusi. Karena memang ada ketentuan lima persen dari jumlah lahan perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT Diamon Raya Timber bisa dimanfaatkan sebagai kebutuhan masyarakat lokal. Tentunya dengan sesuai aturan. 

Besar harapan masyarakat lokal usaha galangan kapal dapat terus berjalan. Karena galangan kapal merupakan usaha tradisi masyarakat Bagansiapiapi yang dilakukan secara turun temurun dan harapan penyambung hidup khakayak ramai. (azmi)